Sapu Bersih Polusi Udara, Menteri LHK Sebut Rencana Modifikasi Cuaca Dilakukan Pekan Depan

Kondisi udara di Jakarta yang penuh polusi.
Sumber :
  • VIVAnews/ M Ali Wafa

Jakarta - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya mengatakan pemerintah akan menerapkan teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk memperbaiki kualitas udara di Jabodetabek. Rencananya modifikasi cuaca itu dilakukan mulai pekan depan.

Hujan Lebat di Dubai, Benarkah karena Perubahan Iklim atau Modifikasi Cuaca?

Hal tersebut diungkap Siti Nurbaya usai melaksanakan rapat koordinasi penanganan polusi udara yang dipimpin oleh Menko Marves, Luhut Binsar Pandjaitan bersama Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono dan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil.

Dalam rapat tersebut, Siti menyampaikan beberapa hal, salah satunya fenomena yang dinamakan Street Canyon. Fenomena tersebut merupakan kondisi udara di Ibu Kota yang terperangkap karena adanya gedung-gedung tinggi hingga kondisi geomorfologi.

Pusat Meteorologi UAE Bantah Hujan Ekstrem Dubai karena Modifikasi Cuaca

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutananan, Siti Nurbaya di Glasgow.

Photo :
  • Dok. KLHK

"Yang saya laporkan juga tadi Jakarta itu kan bentuk geomorfologinya kipas aluvial. Kipas aluvial itu dia merendah, melebar ke laut, sedangkan di pinggir-pinggirnya bergelombang dan bungkil. Kemudian, selain itu, ada daerah-daerah yang gedung-gedungnya tinggi. Nah, ini dalam pergerakan polusi udara, kita sebutnya street canyon," kata Siti di Kantor Kemenko Marves, Jumat, 18 Agustus 2023.

Antisipasi Erupsi Marapi Ganggu Penerbangan, Sumbar Modifikasi Cuaca Bikin Hujan Buatan

Dampak dari fenomena Street Canyon itu, kata Siti, dapat menyebabkan polusi udara hanya berputar-putar. Oleh sebab itu, modifikasi cuaca sangat diperlukan untuk mengatasi polusi tersebut.

"Artinya, udara yang polutif itu bergerak begini-begini aja gitu, kagak bisa ke mana-mana. Maka kita akan lakukan modifikasi cuaca," kata Siti.

Siti pun mengaku pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan BMKG untuk membahas modifikasi cuaca tersebut. "Tadi saya sudah diskusikan, kita di KLHK udah rapat-rapat dengan BMKG juga sudah didiskusikan bahwa nanti dilihat. Kemungkinan tanggal 22, 21, 22, 28 (Agustus), kemudian nanti di bulan September tanggal 2, tanggal 5, dan seterusnya," ujar Siti.

Hal tersebut juga disebut oleh Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Pria yang akrab disapa Kang Emil itu mengatakan modifikasi cuaca menjadi salah satu dari 12 solusi pemerintah untuk menangani masalah polusi udara di Jabodetabek. "Kemudian ada rekayasa cuaca juga dilakukan," katanya.

Kendati demikian, pemerintah belum menjelaskan secara rinci soal lokasi yang akan menjadi tempat modifikasi cuaca tersebut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya