Minimalisir Risiko Ancaman Gempabumi dan Tsunami, BMKG Lakukan Ini

Kepala BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) Dwikorita Karnawati
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

Jakarta – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menegaskan akan terus menggencarkan pelaksanaan sekolah lapang gempabumi dan tsunami (SLG) di seluruh penjuru Indonesia.

Penampakan Rumah di Lombok Utara yang Roboh Akibat Gempa Bumi

"Literasi kebencanaan masyarakat harus terus ditingkatkan dan dilakukan secara berkelanjutan guna meminimalkan risiko gempabumi dan tsunami yang mengintai banyak wilayah pesisir Indonesia," tutur Dwikorita saat pembukaan SLG di Kebumen.

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat membuka sekolah lapang gempabumi dan tsunam

Photo :
  • Dok. Istimewa
BMKG Ungkap Penyebab Gempa M 5,2 di Selat Lombok

SLG difasilitasi oleh Stasiun Geofisika Banjarnegara menjadi strategi BMKG mewujudkan zero victim di wilayah-wilayah yang rawan gempa bumi dan tsunami.

"Literasi kebencanaan masyarakat harus diperkuat. Terlebih di era disrupsi informasi seperti sekarang ini banyak sekali disinformasi maupun berita bohong yang beredar ditengah masyarakat dan menimbulkan keresahan juga kepanikan," ujar Dwikorita.

Gempa Lombok, Dirasakan hingga Bali

Inovasi teknologi yang terus dikembangkan oleh BMKG perlu didampingi oleh literasi masyarakat untuk bisa menekan potensi resiko seminimal mungkin.

"Edukasi mitigasi bencana merupakan pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan. Maka dari itu membangun literasi kebencanaan yang kuat membutuhkan sinergi dan kerja sama pentaheliks, yaitu pelibatan pemerintah, pakar atau akademisi, dunia usaha, masyarakat dan media massa," kata Dwikorita.

Kolaborasi yang kuat akan mempercepat langkah penyebaran pengetahuan tentang bencana, sehingga masyarakat semakin kuat dalam mendukung kebijakan dan strategi penanggulangan bencana.

"Pemeritah Daerah disepanjang selatan Jawa harus terus meningkatkan kesiagaan menghadapi kemungkinan terjadinya gempa bumi dan tsunami. Penyediaan, penambahan, dan perbaikan jalur-jalur evakuasi, kata dia, menjadi salah satu langkah tepat untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk," ungkap Dwikorita.

Kabupaten Kebumen merupakan salah satu zona potensi gempa dan tsunami di Indonesia karena posisinya yang berhadapan langsung dengan zona megathrust selatan Jawa yang memiliki potensi magnitude maksimum M 8,7.

Sumber gempa megathrust ini berada di zona subduksi yang merupakan tumbukan antara Lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasi di dasar laut Samudra Hindia selatan Kebumen.

"Pemodelan penjalaran gelombang tsunami akibat gempa dengan skenario tersebut diperkirakan mencapai 14 - 18 meter di Kabupaten Kebumen, dengan waktu tiba di pesisir pantai sekitar 38 - 46 menit. Dampak guncangan akibat gempa tersebut diperkirakan mencapai VII-VIII MMI, yang berarti merupakan guncangan yang kuat hingga sangat kuat dan dapat mengakibatkan kerusakan sedang hingga berat," pungkas Dwikorita.

Ilustrasi - Seismograf mencatat getaran gempa.

Photo :
  • ANTARA/Shutterstock/pri.

Sekolah Lapang Gempabumi (SLG) diadakan selama dua hari mulai 30 September – 1 Oktober 2023. Kegiatan itu diikuti oleh 50 peserta yang berasal dari berbagai kalangan seperti TNI, Polri, BASARNAS, SATPOL PP, PMI, perwakilan SKPD, Kecamatan, Kelurahan/Desa, relawan dan masyarakat umum.

"Gempa dan tsunami adalah kehendak Tuhan. Karena tidak dapat diprediksi maka mau tidak mau, suka tidak suka harus siap. Kesiapan ini harus disertai dengan edukasi melalui SLG ini,” jelas Dwikorita.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya