ASEAN-Japan Smart Cities Network, Dirjen Bina Adwil Beberkan 6 Prioritas Bangun Kota Tangguh

Dirjen Bina Adwil Kemendagri Safrizal ZA.
Sumber :
  • Dok. Kemendagri

Jakarta – Perhelatan The 5th ASEAN Japan Smart Cities Network High Level Meeting digelar di Kota Tsukuba, Jepang. Dalam pertemuan itu, Direktur Jenderal (Dirjen) Bina Administrasi Kewilayahan (Bina Adwil) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) Safrizal ZA menyampaikan pidato pembukaan sekaligus menutup gelaran tersebut.

5 Kota dengan Biaya Hidup Termurah di Indonesia,Tegal Termasuk?

“Saya mendorong kolaborasi untuk mengatasi tantangan dalam mengembangkan kota cerdas dan mengeksplorasi solusi inovatif. Perlu peningkatan kerja sama ASEAN dan Jepang seperti strategi pengurangan risiko bencana dengan meningkatkan program-program konkret," kata Safrizal dalam keterangannya, Jumat, 27 Oktober 2023. 

Safrizal yang juga National Representative Indonesia dan Chairman ASEAN Smart Cities Network (ASCN) 2023, dipercaya menjadi Co-Chair dalam High Level Meeting tersebut.

Krisis Populasi Jepang: Setengah Perempuan Muda Hilang di 40 persen Wilayah pada 2050

Saat ini, kata Safrizal, fenomena teknologi memengaruhi seluruh aspek kehidupan manusia. Perkembangan teknologi yang meningkat dari tahun ke tahun menjadi tantangan utama bagi pembangunan domestik, ekonomi global dan sosial.

Dirjen Bina Adwil Kemendagri Safrizal ZA.

Photo :
  • Dok. Kemendagri
Heru Budi Apresiasi Kerja Sama Proyek MRT dengan Jepang, Nilainya Rp11 Triliun

Data PBB mencatat, hampir 84 persen kota dengan pertumbuhan tercepat menghadapi masalah perubahan iklim dan bencana ekstrem yang mayoritas terjadi di Asia dan Afrika. 

“Perubahan iklim dunia mengancam produksi pangan, permukaan laut naik dan lain-lain yang berdampak pada keseimbangan lingkungan alam terganggu. Hal ini mempengaruhi ketahanan kota. Maka perlu menciptakan kota tangguh yang diwujudkan melalui tata kelola kota cerdas,” kata Safrizal.

Safrizal menyebutkan, setidaknya ada enam prioritas untuk membangun kota yang tangguh  melalui aspek multidemensional. Pertama, ketahanan infrastruktur. Kedua, adaptif  iklim. Ketiga, ketahanan sosial. Keempat, tata kelola dan perencanaan kota.  

Kelima, keberlanjutan  pembangunan berwawasan teknologi hijau. Terakhir, menggunakan data, analitik dan teknologi untuk memantau dan menjawab tantangan dengan menggunakan teknologi kota cerdas.

“Sama sekali tidak ada keraguan bahwa mewujudkan ketahanan kota komitmen yang kuat antara pemangku kepentingan kota, pemangku kebijakan dan warga yang secara paralel dikombinasikan dengan kerjasama internasional untuk memperkuat basis pengetahuan, pengalaman dan pembiayaan," ujarnya.

Pada penutupan acara level internasional ini, Safrizal mengucapkan terima kasih setinggi-tingginya kepada peserta yang telah berbagi  wawasan, dalam mengatasi isu-isu kritis ketahanan perkotaan dan pengurangan risiko bencana.  

“Terima kasih tulus kepada seluruh partisipan baik Pemerintah Jepang maupun representasi negara ASEAN, dalam momentum keketuaan Indonesia di ASEAN Smart Cities Network tahun ini," ujarnya. 

Dia menambahkan,"Indonesia akan terus mendorong perluasan kolaborasi internasional sehingga memperkuat upaya untuk mewujudkan ASEAN sebagai epicentrum of growth dunia."

Pertemuan tersebut dihadiri antara lain Menteri Pertanahan, Infrastruktur, dan Pariwisata Jepang Tetsuo Saito, Sekretaris Jenderal ASEAN Kao Kim Hourn, Wakil Menteri Pertanian Infrastruktur dan Hokkaido Kementerian Pertanian Sakaki Shinichi, Wakil Menteri Proyek Internasional Amano Yusuke, Anggota ASCN, dan perwakilan dari pemerintah daerah.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya