Satu Lagi Korban Jiwa Banjir Pesisir Selatan Ditemukan, Total Korban Meninggal 31 Orang

Tim gabungan bersama warga saat mengevakuasi jasad seorang korban banjir-tanah l
Sumber :
  • ANTARA

Jakarta – Kepala Kantor Search and Rescue (SAR) Kota Padang, Sumatera Barat Abdul Malik mengatakan tim pencarian korban banjir dan tanah longsor berhasil menemukan satu lagi korban di daerah Koto XI Tarusan, Kabupaten Pesisir Selatan.

Ibu dan Dua Anak Tertimbun Longsor di Garut, Petugas Kesulitan Lakukan Evakuasi

"Memasuki hari keenam pencarian tim berhasil menemukan satu orang korban pada pukul 16.00 WIB dengan jenis kelamin laki-laki," katanya melalui rekaman video di Padang, Selasa.

Dampak Banjir Bandang di Pesisir Selatan

Photo :
  • VIVA.co.id/Andri Mardiansyah (Padang)
Ribuan Rumah dan Ratusan Hektare Sawah di Tasikmalaya Terendam Banjir

Kepala SAR Padang mengatakan korban yang ditemukan dalam kondisi meninggal langsung dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Muhammad Zein Painan untuk proses identifikasi.

Sementara untuk pencarian di sektor Kecamatan Bayang hingga Selasa sore tim belum berhasil menemukan korban banjir dan tanah longsor yang dilaporkan hilang. Begitu juga dengan pencarian korban di sektor Tarusan yang belum membuahkan hasil.

Rektor UNU Gorontalo Resmi Dilaporkan Polisi atas Kasus Dugaan Pelecehan Seksual

Sesuai standar operasional prosedur (SOP) pencarian korban hilang akibat bencana alam dilaksanakan selama tujuh hari. Artinya, Rabu (12/3) merupakan hari terakhir pencarian. Apabila lima korban lainnya tidak ditemukan maka SAR bersama instansi terkait lainnya akan melakukan evaluasi.

Dengan ditemukannya satu korban di wilayah XI Tarusan, artinya hingga saat ini tercatat 31 korban meninggal dunia akibat musibah tersebut.

Pemerintah daerah bersama SAR dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) serta instansi lainnya terus berusaha mencari lima korban lain yang belum ditemukan.

Terpisah, Gubernur Sumbar Mahyeldi mengatakan bencana banjir dan tanah longsor diakibatkan oleh beberapa faktor di antaranya intensitas curah hujan yang tinggi lebih dari 12 jam.

Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi.

Photo :
  • Antara

Kemudian bencana hidrometeorologi juga akibat saluran drainase yang kurang berfungsi dengan baik sehingga terjadi penyumbatan di beberapa titik. Selain itu, pembangunan infrastruktur dan pemukiman warga yang tidak memerhatikan tata ruang wilayah.

Dari hasil pendataan di lapangan pemerintah menemukan beberapa titik di kawasan longsor terjadi penggundulan hutan dan deforestasi. Bangunan penahan dinding sungai rusak dan sejumlah faktor lainnya. (ANT)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya