- VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis
VIVAnews - Bulan Ramadhan yang diyakini sebagai bulan penuh rahmat hanya tinggal hitungan jam.
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama menyampaikan, telah lama umat Islam menjalankan ibadah puasa dalam suasana saling menghormati dan memahami dengan umat beragama lain.
"Itu sudah semestinya dilestarikan dan tidak dikotori dengan tindakan-tindakan yang dapat mencemari suasana Ramaan yang tenang dan khusyu," kata Ketua Badan Kominfo Publikasi Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Sulthan Fatoni dalam rilis yang diterima VIVAnews.
Ditambahkan dia, problem sosial tahunan bulan Ramadhan diharapkan tidak lagi selalu terulang.
Suthan Fatoni menyontohkan dunia hiburan malam sebagai aspek yang ditempatkan sebagai problem sosial tahunan Ramadan.
Pemerintah, tambah dia, perlu menegakkan aturan agar dunia hiburan tidak selalu menjadi problem sosial yang hanya muncul di bulan Ramadan.
"Karena itu tegakkan aturan, dan kalaupun ada kelemahan dalam implementasinya maka yang terbaik adalah mengembalikan semuanya kepada nilai sosial."
"Jadi tidak perlu ada kelompok masyarakat yang melakukan penertiban, apalagi main hakim sendiri," tambah Suthan.
Soal kapan puasa dimulai, MU mengimbau agar itu tak jadi persoalan. "Bagi umat muslim yang menggunakan metode hisab untuk penentuan awal puasa, silakan menunggu pengumuman Pemerintah."
"Sedangkan bagi warga nahdliyin yang menggunakan ru’yatul hilal bil fi’li (pandangan kasat mata) tentunya menunggu keputusan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama," tambah dia. (umi)
Momen Mahfud MD, Ketua MA hingga Ketua THN Amin Baca Puisi di Halal Bihalal IKA UII
Mantan calon wakil presiden Pilpres 2024, Mahfud MD bersama Ketua Mahkamah Agung RI, M Syarifuddin dan Ketua THN AMIN, Ari Yusuf Amir baca puisi di halal bihalal IKA UII.
