Tragis, Kru Asal Bangkalan Madura Jadi Korban Kapal Tanker Tenggelam di Perairan Jepang

Agung Suhartono, kru kapal tanker yang tenggelam di perairan Jepang
Sumber :
  • Farik Dimas

Madura – Sebuah kapal tanker berbendera Korea Selatan dengan nama Oyoung Sun terbalik di perairan Jepang setelah terhantam angin kencang dan gelombang laut yang ganas. Kapal yang membawa muatan cairan tersebut dilaporkan membawa sebelas kru, delapan di antaranya merupakan warga Indonesia.

Tabrak dan Hendak Rampas Mobil, 6 Debt Collector Sadis Ditangkap Polres Labusel

Salah satu dari kru kapal tanker tersebut adalah Agung Suhartono, seorang perwira kapal tanker asal Kelurahan Pangeranan, Kabupaten Bangkalan, Madura, Jawa Timur, yang turut menjadi korban dalam kejadian tragis ini.

Ayah korban, Moh. Munir, menceritakan bahwa ia pertama kali mengetahui tentang kejadian tersebut melalui media sosial.

Jasad Ibu dan Dua Anak Korban Longsor di Garut Ditemukan

"Mengenai keberangkatan putra saya, istrinya sudah memberi tahu saya beserta waktu keberangkatannya. Namun, informasi tentang kejadian kapal terbalik dan tenggelam itu kami dapatkan dari media sosial," ujarnya,  Kamis (21/3/2024).

Moh. Munir, ayah dari Agung Suhartono korban kapal tanker tenggelam di Jepang

Photo :
  • Farik Dimas
Remaja di Jaksel Sempat Open BO Sebelum Tewas Dicekoki Narkoba di Hotel

Munir juga menjelaskan bahwa keluarganya kemudian menghubungi manajemen perusahaan tempat putranya bekerja.

"Dari perusahaan, kami tidak meminta banyak. Kami hanya mengharapkan tanggung jawab atas kejadian ini. Jawaban dari perusahaan adalah mereka akan memberikan informasi lebih lanjut setelah proses administrasi selesai," tambahnya.

Dia menyatakan bahwa meskipun timbul pertanyaan tentang kejadian tragis ini, mereka menerima bahwa ini adalah takdir.

"Ini adalah takdir. Namun, kami merasa ada pertanyaan mengenai prediksi cuaca di sana (Jepang), mungkin teknologi mereka tidak sebaik di Indonesia. Bagaimana pun juga, prediksi cuaca yang meleset merupakan hal yang tak terduga," katanya di rumah duka.

Menurut Munir, putranya lulus sebagai taruna angkatan lima puluh empat dari Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang. Sebelum kejadian ini, keberangkatan kapal tanker putranya sempat tertunda karena cuaca buruk, yang membuat kapal bersandar di perairan Jepang.

"Saat cuaca membaik, kapal tersebut berlayar lagi. Namun, sayangnya, kapal kembali terkena angin kencang dan gelombang laut yang besar, yang menyebabkan terbaliknya kapal," jelasnya.

Keluarga korban masih menunggu kabar dari manajemen perusahaan, termasuk informasi mengenai pemulangan jenazah almarhum. Berdasarkan informasi sementara, jenazah akan dibawa pulang ke kampung halaman pada Jumat ini, (Farik Dimas/Madura)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya