- Biro Pers Istana Presiden/Abror Rizki
VIVAnews -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, persoalan antara Indonesia dan Malaysia bukan hal baru,
"Ini bukan isu baru, mengingat kita dengan Malaysia bertetangga dekat, tentu ada saja masalah, seperti hubungan dengan sahabat-sahabat lain," kata Presiden Yudhoyono di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Senin 23 Agustus 2010.
Pada prinsipnya, jelas Presiden, kita harus memelihara hubungan baik untuk kepentingan bersama. "Kalau ada masalah, mari kita selesaikan secara damai, jangan kita memiliki budaya sedikit-sedikit perang," kata SBY.
Ditambahkan Yudhoyono, jika ada persoalan vital misalnya, kedaulatan negara, itu yang tidak ada kompromi. "Kalau ada solusinya, mari kita pegang, mari kita implementasikan."
Diceritakan Presiden, ia kali pertama mendengar soal insiden penangkapan tiga staf Kementerian Kelautan dan Perikanan, saat Bangsa Indonesia sedang sibuk merayakan hari kemerdekaan.
"Instruksi saya saat itu selamatkan dulu WNI, kemudian selanjutnya lakukan investigasi dengan tepat. Saya kira langkah-langkah itu telah dilakukan dan itu telah dibangun proses untuk penyelesaian itu."
Terkait insiden kemarin yang terjadi di wilayah yang diklaim bersama, menurut SBY, perlu kita dorong agar perundingan perbatasan lebih cepat dan efektif, baik itu di perbatasan Malaysia dan Singapura, termasuk Ambalat,
"Perlu ada aturan main yang bisa disepakati agar tidak terjadi kasus-kasus seperti ini," kata SBY.
Sementara, terkait ratusan SNI yang dijatuhi hukuman mati di Indonesia, Presiden mengatakan harus ditindaklanjuti.
"Apa betul saudara kita yang terkena hukuman mati, dan bahkan saya ingin di-update satu demi satu sesuai dengan fungsinya, sehingga kita bisa negosiasi."
"Menlu kalau bisa dilaporkan siang ini. Kita pun wajib keluarkan misi seperti itu. Perlindungan kepada tenaga kerja, pendidikan putra-putrinya."