Radikalisme Karena Pemerintah Minim Perhatian

Ketua Majelis Ulama Indonesia, Umar Shihab dan Ma'ruf Amin
Sumber :
  • Antara/ Widodo S Jusuf

VIVAnews - Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) meminta pemerintah lebih memperhatikan nasib para guru agama Islam non formal seperti ustad dan mubalig di seluruh Indonesia. Hal tersebut penting agar ustad dan mubalig bisa total menyampaikan ajaran agama kepada masyarakat dan pada gilirannya meminimalisasi bahkan menghilangkan radikalisme.

Permintaan tersebut disampaikan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Umar Shihab usai mengikuti Senam Barokah yang digelar LDII Sulsel, Minggu, 24 Oktober 2010. "Insentif kepada para guru agama Islam akan memotivasi mereka untuk lebih giat dan berkonsentrasi dalam menyampaikan syiar yang terkandung di Alquran," kata KH Umar Sihab kepada wartawan di Makassar.

Sebab Umar Shihab menilai, banyaknya praktik radikalisme di Indonesia yang sering terjadi saat ini karena faktor minimnya perhatian dari pemerintah. "Pemahaman agama Islam yang setengah-setengah menyebabkan timbulnya radikalisme di sebagian besar negara yang berpenduduk muslim," tegas Umar Sihab.

Ia menegaskan, MUI tidak akan membiarkan setiap ajaran yang mengarah pada radikalisme. Hal itu, kata Umar, muncul karena kurangnya perhatian dan pembinaan pemerintah terhadap kelompok-kelompok yang merasa termarjinalkan, sehingga mereka selalu menggunakan ajaran agama tertentu sebagai pembenaran.

Di tempat yang sama Ketua Umum LDII KH Abdullah Syam mengatakan, pembinaan terhadap para guru agama non formal ini tidak bisa dibebankan kepada MUI saja melainkan tanggung jawab seluruh Ormas Islam di Indonesia dan peran serta pemerintah.

Niat Mulia Maarten Paes untuk Timnas Indonesia

"Tugas MUI adalah menjaga Ukhuwah Islamiyah atau persatuan dan perdamaian umat di Indonesia. Nah tugas ormas Islam dan pemerintah baik pusat atau daerah adalah berusaha untuk memperhatikan nasib para dai di daerahnya masing-masing," katanya.

LDII berharap Kementerian Agama dan Kementerian Pendidikan Nasional bisa mempunyai program yang sinergi dalam memberantas buta aksara Alquran seperti halnya pendidikan dasar sembilan tahun yang telah dilaksanakan saat ini.

Informasi yang dihimpun, acara Senam Barokah LDII berlangsung di Lapangan Hasanuddin, Makassar. Kegiatan tersebut dilakukan dalam menyambut Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober mendatang.

Kegiatan tersebut diikuti sekitar 2000 peserta, terdiri dari seluruh organisasi Islam, lintas agama dan etnis.

“Senam Barokah bertujuan untuk ukhuwah dan pembauran. Makanya seluruh organisasi Islam kami undang, etnis Tionghoa serta seluruh agama kami undang,” tegas juru bicara LDII Sulsel, Hidayat Nahwi Rasul.

Dalam acara yang berlangsung di Lapangan Hasanudin Makasar hari ini juga diserahkan Penghargaan terhadap para Mubalig dan Mubaligot yang mempunyai prestasi dalam memberantas buta aksara Alquran.

 Laporan: Rahmat Zeena/Makassar

Kisah Mualaf Jorvan Vieira Pelatih Timnas Irak yang Berhasil Membawa Timnya Menjuarai Piala Asia
Plt Rektor Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta Chatarina Muliana.

Peserta UTBK Diimbau Waspada Penipuan Janji Kelulusan

Para peserta Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) dihimbau untuk tidak terjebak dalam bujukan untuk membeli kelulusan dengan membayar sejumlah uang.

img_title
VIVA.co.id
2 Mei 2024