Minim, Penghargaan Terhadap Jurnalis di Papua

Tabur Bunga Solidaritas Jurnalis
Sumber :
  • VIVAnews/Adri Irianto

VIVAnews - Survei Aliansi Jurnalis Independen di Jayapura, Papua, menemukan fakta mengenaskan. Masih ada jurnalis yang diupah sangat kecil yakni Rp5.000 per berita yang ditulis.

"Tanpa ada gaji pokok bulanan,” kata Ketua AJI Jayapura Vikto Mambor saat melansir hasil survei pada Kamis, 20 Januari 2011.

Mayoritas, jurnalis diupah di bawah Rp2 juta per bulan. Padahal, lanjut Viktor, resiko seorang jurnalis dalam menjalankan tugasnya di Papua lebih tinggi dibandingkan daerah lain di Indonesia. "Saya tidak meniadakan bahwa di daerah lain, pekerja jurnalis tidak
berisiko, tapi yang lebih tinggi jelas di Papua," ucapnya.

Namun, sambung Viktor, minimnya penghargaan terhadap pekerja jurnalis di Papua, tidak terlepas dari kondisi umum industri media di Papua yang masih jauh dari ideal, baik secara kekuatan keuangan, periklanan dan  kapasitas jurnalisnya. "Media di Papua belum bisa
hidup dan masih jauh dari ideal. Iklan pun belum menjanjikan," kata Viktor.

Menurut Viktor, jika mengacu pada biaya hidup yang mahal di Papua, AJI menyurvei upah jurnalis di Papua idealnya Rp6,4 juta per bulannya. "Berdasarkan, hasil survey AJI Jayapura selama satu tahun sebelumnya, dengan beberapa indikator penting seperti kebutuhan sandang, pangan dan  papan," katanya.

Standar upah ini, kata Mambor, sangat rasional jika dibandingkan dengan harga kebutuhan hidup layak di Papua. Upah ini juga layak, jika disesuaikan dengan besarnya tanggung jawab dan profesi jurnalis terhadap informasi dan resiko di lapangan. Komponen makan dan minum adalah kebutuhan hidup sehari-hari.

Sementara untuk kebutuhan sandang seperti membeli kemeja, celana, kaos kaki, kaos dalam dan lain-lain, AJI Jayapura mensurvei dalam satu tahun hanya tiga kali membeli perlengkapan ini. “Kebutuhan lain yang disurvei adalah kebutuhan bacaan atau membeli buku. Seharusnya wartawan dapat membeli buku, sedikitnya satu bulan sekali. Tapi dengan upah yang minim, mungkin saja hal ini tak dapat terwujud,” kata  Viktor.

Sementara di Surabaya, AJI mendapatkan upah layak untuk jurnalis di Surabaya adalah Rp3.864.850. Angka tersebut didapat setelah dilakukan survei pasar atas 24 item ditambah 10 persen komponen tabungan barang sesuai acuan yang diberikan AJI Indonesia.

Namun, kenyataannya terdapat ketimpangan dalam sistem pengupahan di antara media yang berkantor pusat di Surabaya. Indikasinya, ada perusahaan yang telah memberi upah bulanan Rp4.500.000, jauh di atas angka UMK Surabaya 2011 yang ditetapkan sebesar Rp 1.115.000.

"Namun, masih banyak perusahaan media di Surabaya yang menggaji wartawan dibawah standar upah layak. Bahkan, jauh di bawah UMK," kata Ketua AJI Surabaya, Yudie Thirzano, Kamis, 20 Januari 2011.

Secara umum, hasil survei AJI Surabaya menunjukkan sebagian besar perusahaan media yang berkantor pusat di Surabaya belum sanggup memberi upah sesuai kebutuhan jurnalisnya. Itu terlihat dari jawaban para respoonden, yang menyebut rata-rata kebutuhan riil yang ditanggung mencapai Rp 2.837.879. Sementara, upah riil sebesar Rp 2.093.000.

Laporan Tudji Martudji & Banjir Ambarita | Surabaya dan Jayapura

Bukan Hina Pemain Korea Selatan, Ernando Minta Maaf dan Jelaskan Alasan Joget Usai Gagalkan Penalti
Ghea Indrawari

Belum Kepikiran Nikah, Ternyata Ini Kriteria Pria Idaman Ghea Indrawari

Namun di usianya sekarang ini, Ghea Indrawari merasa masih ada banyak hal yang perlu ia lakukan sendiri termasuk mengejar kariernya di industri hiburan.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024