- dok. Ahmadiyah
VIVAnews - Pengacara Ahmadiyah Nurcholis Hidayat membantah 17 jemaah yang datang dari Jakarta ke Cikeusik, Pandeglang melakukan provokasi hingga penyerangan pun terjadi. Ada atau tidaknya ke-17 jemaah ini, Nurcholis menilai, penyerangan terhadap Ahmadiyah di Cikeusik itu tetap terjadi.
"Mereka datang dari Jakarta untuk membantu mengamankan properti di rumah Ustad Suparman," kata dia dalam jumpa pers, Jumat 11 Februari 2011.
Nurcholis lantas menjelaskan kronologi sampai pecah bentrok pada Minggu 6 Februari 2011 sekitar pukul 10 WIB. Sebanyak 17 warga Ahmadiyah dari Jakarta baru tiba di rumah Suparman, Minggu pukul 8 pagi. Kemudian, lanjut dia, dialog dengan kepolisian dilakukan pada pukul 9 pagi.
Dan penyerang tiba di rumah itu sekitar 09.45 pagi," kata dia. Berarti, sambungnya, kedatangan massa penyerang itu berselang sekitar 1,5 jam dari kedatangan 17 jemaah Ahmadiyah dari Jakarta. "Kami menganggap ada atau tidaknya 17 warga Ahmadiyah dari Jakarta ini, penyerangan tetap terjadi."
Dari 25 warga Ahmadiyah yang tinggal di Cikeusik, 18 orang sudah mengevakuasi diri pada 4 Februari 2011 atas dasar inisiatif sendiri. "Tiga bertahan di daerah itu untuk menjaga properti, lima orang dipanggil kepolisian dengan alasan pemeriksaan keimigrasian pada 5 Februari," jelasnya. Hari itu juga, sambungnya, ada pemberitahuan dari polres soal ancaman.
Insiden penyerangan itu berujung tewasnya tiga warga Ahmadiyah dan enam luka berat. (umi)