"Jika Bohong, Menlu Harus Mundur"

Marty Natalegawa
Sumber :
  • AP Photo

VIVAnews - Kedutaan Besar Arab Saudi membantah meminta maaf kepada Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa dalam kasus pemancungan tenaga kerja wanita, Ruyati binti Satubi. Tetapi Arab Saudi tidak membantah adanya permohonan maaf itu kepada Direktur Timur Tengah Kemenlu Ronnny Yuliantoro.

Menurut Wakil Ketua Komisi I Bidang Luar Negeri DPR, TB Hasanuddin, Marty Natalegawa harus menjelaskan fakta yang sebenarnya terjadi. Bila pihak Arab yang benar, Kemenlu dinilainya telah melakukan kebohongan publik.

"Kalau melakukan pembohongan publik, sebaiknya mengundurkan diri ya," kata Tubagus Hasanuddin di gedung DPR, Jakarta, Jumat 23 Juni 2011.

Hasanuddin mengungkapkan, saat turut rapat konsultasi dengan presiden di Istana, dia bertemu Marty. Saat keduanya berjabat tangan, Marty sempat memberitahunya bahwa Dubes Arab Saudi sudah minta maaf.

"Saya dapat info langsung dari Marty di Istana. Ia mengatakan Pak Hasanuddin, bahwa pemerintah Arab Saudi melalui Dubes-nya sudah minta maaf atas kelalaian dan janji tidak akan ulangi. Saya minta maaf kalau ternyata kesalahan ada di pihak Arab Saudi," kata Hasanuddin.

Hasanuddin menduga ada laporan-laporan dari bawahan Presiden yang tidak disampaikan. "Harusnya revitalisasi efektivtas dan efisiensi para pembantunya," kata mantan Sekretaris Militer era Presiden Megawati Soekarnoputri ini.

Maka itu, Hasanuddin menyarankan agar pemerintah meminta maaf dan menjelaskan yang sebenarnya terjadi kepada keluarga Ruyati. "Melalui siapalah, BNP2TKI minta maaf ke keluarganya. Ada gap antara situasi di bawah dengan Presiden, ada laporan-laporan bawahan itu tidak dilaporkan ke presiden dengan baik," kata dia.

Dalam pernyataan resmi Kedutaan Besar Arab Saudi yang diterima VIVAnews.com, Jumat 24 Juni 2011, dikatakan bahwa pertemuan antara Mohammad Amien Al-Khayyat dengan Menlu Marty Natalegawa, pada Rabu, 22 Juni 2011, dalam rangka membicarakan hubungan bilateral kedua negara. Tidak ada permohonan maaf.

Itu merupakan panggilan kedua kepada Khayyat setelah kasus pemancungan Ruyati mencuat. Kedubes Saudi mengatakan  dalam pertemuan kedua itu, Khayyat hanya menyatakan kesiapannya untuk menyampaikan surat tertulis Menlu RI yang ditujukan kepada Saud Al-Faisal, Menteri Luar Negeri Saudi.

Tetapi, dalam panggilan pertama Khayyat dengan Kementerian Luar Negeri yang saat itu diwakili Direktur Timur Tengah Kemenlu, Ronny Yuliantoro, pada Senin, 20 Juni 2011, permintaan maaf dan pengakuan lalai itu disampaikan.

Tampil 'Pamungkas' di Saranghaeyo Indonesia, Day6 Enggak Ada Obat!

"Mengenai masalah itu semua sudah cukup faktual," kata Marty Natalegawa di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Jumat 24 Juni 2011 (umi)

VIVA Militer: Serangan drone milisi perlawanan Islam Irak ke Israel

Rudal Milisi Bayaran Iran Gempur Kota Terbesar Ketiga Israel

Ini adalah seranga kedua dalam sepekan terakhir.

img_title
VIVA.co.id
5 Mei 2024