- ANTARA/Andika Wahyu
VIVAnews -- Komisi Pemberantasan Korupsi sudah menetapkan Nazaruddin sebagai tersangka. Sudah pula ditetapkan sebagai buronan. Rekan sesama partainya di Demokrat pernah bilang bahwa Nazaruddin pasti kembali jika sudah sembuh. Tapi hingga kini --sembuh atau belum --keberadaan Nazaruddin sudah tidak jelas lagi.
Pemerintah Singapura menegaskan bahwa Nazaruddin sudah tidak ada di negeri itu lagi. Dalam siaran pers yang dikirim ke sejumlah media, Kementerian Luar Negeri Singapura menegaskan bahwa Nazaruddin "Sudah cukup lama tidak lagi berada di sini."
Informasi soal minggatnya Nazaruddin dari Singapura ini, kata Kementerian Luar Negeri Singapura, sudah diberitahukan kepada pemerintah Indonesia beberapa minggu lalu. "Jauh sebelum dia ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK pada 30 Juni 2011." Selain memberitahukan soal minggatnya Nazaruddin, Singapura juga menegaskan bahwa negeri itu senantiasa bersedia bekerja sama dengan penegak hukum Indonesia dalam kasus ini dan kasus lain.
Tapi Nazaruddin sendiri mengaku masih berada di Singapua. "Saya di Sing(Singapura)", kata Nazaruddin dalam Blackberry Messengger kepada VIVAnews.com. Nazaruddin bahkan mengaku akan melawan upaya Anas Urbaningrum, Ketua Umum Partai Demokrat, yang melaporkannya ke polisi. Anas melaporkan Nazaruddin ke polisi, lantaran --bersama sejumlah petinggi Partai Demokrat-- Anas disebut menerima dana suap pembangunan Wisma Atlet.
Jadi di mana kini Nazaruddin berada? Belum jelas betul. Tapi Istana membenarkan pernyataan Kementerian Luar Negeri Singapura. Juru Bicara Kepresidenan, Julian Aldrin Pasha, mengatakan bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sudah mengetahui Nazaruddin tidak lagi berada di Singapura.
Presiden SBY, kata Julian, sudah memerintahkan Menkopohulkam untuk memantau keberadaan Nazaruddin. "Yang diperintahkan presiden adalah membawa segera Nazaruddin kembali ke tanah air untuk memenuhi proses hukum yang bersangkutan," kata Julian.
Komisi Pemberantasan Korupsi, lembaga yang memproses perkara suap Nazaruddin ini, mengaku belum diinformasikan soal keberadaan Nazaruddin itu. "Kalau pemerintah (Singapura) memberitahu, ya ke pemerintah (RI), G to G. Namun, kami dapat informasi yang bersangkutan masih di Singapura," kata Juru Bicara KPK, Johan Budi SP, di Gedung KPK, Jakarta, Selasa 5 Juli 2011.
Partai Demokrat mengaku tidak menyembunyikan keberadaan Nazaruddin. Sejumlah petinggi partai itu, yang sebelumnya mudah berkomunikasi, mengaku kehilangan jejak Nazaruddin. "Tidak mungkin kami menyembunyikan. "Kami benar-benar tidak tahu Nazaruddin ada di mana, " kata Anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Achmad Mubarok.
Wakil Rakyat Tapi Buron
Meski hingga kini Nazaruddin masih resmi menjadi anggota DPR dari fraksi Demokrat, ia sudah pula dinyatakan resmi menjadi buronan internasional. Foto Nazaruddin dipampang di situs interpol. Dengan judul: Wanted Muhammad Nazaruddin. Dan semenjak itu, Nazaruddin adalah anggota DPR sekaligus buronan internasional. Interpol akan membantu melacak keberadaannya.
Hingga hari ini, kepolisian sebagai institusi yang diperintahkan Presiden SBY memulangkan Nazaruddin ini belum mendapat kabar soal keberadaannya. "Secara resmi belum. Semua info kami tampung. Kalau ada berita seperti itu kami cek. Semua dalam proses penyelidikan," kata Kepala Kepolisian Jendral Timur Pradopo di Mabes Polri, Rabu, 6 Juli 2011.
Namun, polisi berjanji akan terus melacak keberadaan Nazaruddin melalui bantuan Interpol. "Semua yang ada di sistem di Interpol. Terutama yang ada berkembang di masyarakat, jadi titik yang lebih fokus" kata Timur.
Selain red notice, polisi juga memanfaatkan fasilitas IT untuk melacak nomor telepon yang digunakan Nazaruddin. "Fasilitas IT dimanfaatkan untuk melacak. Ahli IT yang bisa mengerti soal itu. Bisa tanya ke ahli IT sejauhmana IT bisa menjangkau hal sejauh itu," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigjen I Ketut Untung Yoga Ana.
Upaya Memulangkan Nazaruddin
Selain Komisi Pemberantasan Korupsi, Kepolisian, pihak Istana juga terus berupaya melacak dan memulangkan Nazaruddin. Sejumlah kalangan berharap, agar Satgas Anti Mafia Hukum, yang sukses memulangkan Gayus Tambunan dari Singapura, juga dikerahkan memulangkan Nazaruddin.
Tapi tampaknya satuan tugas yang dibentuk Presiden SBY itu, tidak mudah ikut terlibat dalam memulangkan mantan Bendahara Partai Demokrat itu. Sebab, kata anggota Satgas, Mas Ahamd Santosa, "Kasus ini beda." Kalau kasus Gayus Satgas terlibat semenjak awal. Bahkan Satgas sudah beberapa kali bertemu. Sedang kasus ini tidak.
Mas Ahmad Santosa yakin Nazaruddin bisa dipulangkan, sebab kerjasama antara pemerintah Singapura dan Indonesia sangat baik.
