Putri Ruyati Histeris: Ini Tidak Adil

Duka & Doa Untuk Ruyati
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi

VIVAnews -- Acara Jakarta Lawyers Club yang dihelat tvOne mempertemukan Darsem Binti Dawud Tawar dan Een Nuraeni, putri Ruyati. Dua perempuan yang memiliki nasib berbeda. Yang satu bebas dari hukuman mati, lainnya kehilangan ibunya yang dieksekusi pancung di Arab Saudi.

Een mengaku ikut senang Darsem bisa selamat, bahkan bisa berkumpul dengan keluaganya di Subang, Jawa Barat. Namun, hatinya masih menjerit. "Ibu saya meninggal seperti itu, dipancung, terus terang hati saya sakit, nggak terima," kata Een, emosi, Kamis 14 Juli 2011 malam.

Berurai air mata, dia mengatakan, selama di penjara tidak ada yang mendampingi sang ibu. Tanpa pengacara, dan tidak mendapatkan pembelaan maksimal. "Hanya dua kali sidang langsung dipancung. Sementara Darsem 15 kali, itupun ada pendamping. Ibu saya berjuang sendiri, tidak adil," kata dia, histeris.

Een menambahkan, kalau saja pemerintah saat itu peduli, ibunya pasti urung dipancung, "Mungkin bisa kembali seperti Darsem," kata dia. "Di mana hati nurani pemerintah, kerjanya apa saja, sampai ibu saya dipancung?"

Perempuan berharap, ibunya, Ruyati, jadi yang terakhir. "Jangan ada lagi yang dipancung.

Sebelumnya, kepada VIVAnews, Een berharap pemerintah memperjuangkan banyak tenaga kerja Indonesia di luar negeri yang terancam eksekusi mati.

Satu lagi keinginan pihak keluarga yang sedang diperjuangkan: membawa pulang jasad Ruyati. "Saya dan keluarga masih tetap menuntut agar Pemerintah mengupayakan kepulangan Umi," tambahnya.

Een mengaku tidak puas jika hanya diberikan kesempatan untuk melihat makam ibunya di Arab Saudi. "Saya tetap ingin Umi dimakamkan di sini (Bekasi). Kalau cuma lihat makam, meskipun dibongkar sekalipun, saya nggak percaya itu makam Umi."

Keluarga Almarhumah Ruyati sendiri, lanjut Een, sudah menyiapkan lahan untuk makam, bila Ruyati berhasil dipulangkan. "Letaknya sekitar 200 meter dari rumah Umi di Kampung Ceger. Ada lahan keluarga, punya kakek saya Haji Satubi. Di situ nanti Umi rencananya akan dimakamkan," tuturnya.

Hidup Ruyati binti Satubi berakhir di pedang algojo Arab Saudi, Sabtu 18 Juni 2011, tanpa sepengetahuan pemerintah Indonesia. Ia dieksekusi atas tuduhan membunuh majikannya. (eh)

Sadis! Ibu Rumah Tangga di Garut Tewas Dibunuh, Anak Korban Luka Berat dan Motornya Dicuri
Syekh Dr. Mohammed bin Abdulkarim Al-Issa (Doc: Alarabiya)

Pemimpin Muslim Berpengaruh di Dunia Sebut Islamofobia Berawal dari Kesalahpahaman

Pemimpin agama paling senior di Arab Saudi, turut menyerukan dialog guna membendung gelombang Islamofobia yang meningkat di seluruh dunia.

img_title
VIVA.co.id
10 Mei 2024