- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVAnews - Mantan Panitera Mahkamah Konstitusi, Zaenal Arifin Hoesein, masuk ke dalam daftar 45 calon Hakim Agung. Zaenal merupakan saksi terkait kasus surat palsu MK yang diduga melibatkan politisi Demokrat, Andi Nurpati.
Nama Zaenal tercatat dalam urutan ke-34 dari 45 calon hakim agung. Zainal akan melaksanakan wawancara terbuka di Gedung KY, Jakarta Pusat pada Rabu 27 Juli 2011 pukul 14.00-15.00 WIB.
Ketua KY, Eman Suparman, membenarkan Zaenal merupakan mantan panitera MK. "Anda sudah tahu kok masih tanya," ujar Eman di Gedung KY, Jakarta, Rabu, 20 Juli 2011.
Sementara Komisioner KY Taufiqurrahman Syahuri mengatakan bahwa Zaenal mendaftarkan diri menjadi calon hakim agung sebelum kasus pemalsuan surat MK mencuat. "Dia mendaftar sebelum masalah booming," ujarnya.
Lantas apakah kasus pemalsuan surat tersebut berpengaruh terhadap penilaian Zaenal? Menurut Eman, semua akan ditentukan oleh hasil putusan pleno.
Sementara itu, Taufiq mengaku akan mempertimbangkan penilaian akan diambil dari semua aspek. "Semua pertimbangan dari masyarakat," ujar Taufiq.
Namun jika salah satu calon hakim agung tidak hadir dalam wawancara terbuka, maka akan diputuskan dalam pleno. "Kalau kebetulan tidak hadirnya misalnya dalam urutan, maka itu akan naik ke urutan berikutnya. Tapi kalau misalnya tidak hadir, kami akan pleno bagaimana terhadap yang bersangkutan, apakah diundur atau bagaimana," jelas Eman.
Sebelumnya, Zaenal mengaku pernah didatangi oleh ajudan Hakim Konstitusi Arsyad Sanusi yang bernama Siswo di ruang kerjanya. Siswo saat itu membawa amplop tebal berwarna coklat.
“Ia membawa amplop warna coklat tebal. Isinya saya nggak tahu. Ia bilang ‘Ini titipan dari Ibu Dewi.’ Terus saya bilang ‘Mas, nggak ada hubungan dengan Ibu Dewi. Tolong amplop itu Anda bawa keluar lagi. Simpan saja. Terserah,” ujar Zaenal kepada tim investigasi MK. (eh)
Penampakan Mobil Porsche Hampir Terbalik Usai Hantam Tembok Markas Samapta Polrestabes Medan
Mobil sport Porsche yang dikemudikan pria berinsial ES melaju kencang hingga menghantam tembok markas Samapta Polrestabes Medan.
