Pengacara: Kasus AKBP Mindo Direkayasa
VIVAnews - Polisi menetapkan AKBP Mindo Tampubolo sebagai tersangka atas pembunuhan istrinya, Putri Mega Umbo pada 26 Juni 2011 lalu.
Kuasa hukum Mindo, Hotma Sitompul mengatakan, dalam kasus ini diduga ada rekayasa perkara. Rekayasa kasus itu dilakukan Direktur Reserse Kriminal Umum Kepolisian Daerah Kepulauan Riau, Komisaris Besar Wibowo yang saat ini sebagai penyidik.
"Wibowo ini melakukan pelanggaran-pelanggaran penyidikan yang fatal," kata Hotma di kantornya, Jalan Martapura, Jakarta Pusat, Jumat 16 September 2011.
Adapun sejumlah kesalahan penyidikan yang dilakukan Wibowo, kata Hotma, antara lain, sejak jenazah Mega ditemukan hingga dimakamkan, penyidik tidak melakukan otopsi dengan alasan sibuk dan lupa. "Otopsi baru dilakukan satu bulan kemudian dan itu pun atas desakan pihak klien dan keluarga," ujarnya.
Hotma menambahkan, kesalahan penyidik yang lain adalah penetapan tersangka pada Mindo tanpa adanya alat bukti yang sah menurut hukum. Alat bukti itu, justru berdasarkan pengakuan Ros, pelaku pembunuhan pada saat kesurupan.
Menurut sejumlah media di Batam, kata Hotma, Kapolda Kepri mengundang paranormal Ki Joko Bodo untuk membantu mengungkapkan motif pembunuhan Putri Mega. "Hal ini dibenarkan oleh Ki Joko Bodo," tuturnya.
Selain itu, dia menambahkan, penyidik juga menangkap sepuluh orang satpam yang diduga terlibat dalam kasus pembunuhan ini. "Satpam itu lalu dipukuli, disiksa, dan diintimidasi tapi karena tidak terbukti sama sekali kemudian baru dilepas," kata Hotma.
Penyidik di bawah pimpinan Kombes Wibowo, Hotma melanjutkan, juga telah mengambil darah korban dengan cara melanggar hukum dan menyalahi prosedur. Sebab hal itu, dilakukan orang yang mengaku dari Laboratorium Prodia, bukan dari Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polda Kepri. "Hal itu berbahaya, karena darah ini bisa disalahgunakan oknum penyidik," kata dia.
Ditanya Soal Masa Iddah, Begini Jawaban Ria Ricis
Kontroversi ini mencuat setelah Ria Ricis terlihat menghadiri pernikahan Rizky Febian dan Mahalini.
