Komnas Perlindungan Anak:

"Menakutkan, Siswi SMP Sutradara Video Porno"

Stop pornografi dan pornoaksi.
Sumber :

VIVAnews -- Rekaman video mesum berdurasi 19 menit 38 detik mengegerkan Malang, Jawa Timur. Selain menampilkan adegan tak senonoh, video itu diperankan dua pelajar berseragam sekolah.

Pemeran dalam video porno itu diduga adalah VB, alumnus SMK Turen -- pemeran pria, dan seorang siswi SMP Bhakti berinisial PL. Juga terkuak ada pihak ketiga yang berperan sebagai perekam gambar sekaligus sutradara, pengarah adegan. Yang mengejutkan, sutradara tersebut diduga kuat siswi SMP -- dilihat dari seragam pramuka yang serupa dengan pemeran perempuan.

Saat ini, tiga Kepolisian Sektor (Polsek) sedang memburu ketiga pelaku video porno tersebut.

Menanggapi kasus tersebut, Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak, Aris Merdeka Sirait mengatakan, itu adalah fakta bahwa perilaku remaja saat ini sudah di luar pemikiran orang dewasa. "Mereka menganggap seks bukan hanya milik orang dewasa, tapi juga milik mereka," kata Aris saat dihubungi VIVAnews.com, Rabu 21 September 2011.

Anggapan itu bisa dilihat dalam kasus video mesum di Malang. "Pemerannya anak-anak, yang mengambil gambar anak-anak. Bagi mereka seks adalah hal yang biasa. Mengerikan."

Dia menambahkan, perilaku seks menyimpang tak hanya  akibat pengaruh teknologi yang canggih, juga karena masalah pemahaman psiko-sosial seks. "Apalagi, ada satu tren, seolah melakukan seks adalah bagian dari style. Ini sangat menakutkan," kata dia.

Untuk itulah, perlu dilakukan pendidikan seks, baik di sekolah maupun di rumah. Di samping pendidikan agama, tentunya.

Meski apa yang dilakukan para pelaku salah, Aris mengimbau penegak hukum tak langsung mempidanakan mereka. "Pemidanaan adalah last resort, jalan ke luar terakhir. Jika perilaku kriminal melakukan perbuatannya berulang mengancam dirinya dan orang lain," kata dia.

Namun, jika para pelaku baru melakukannya satu kali, perlu dilakukan pendekatan restorasi, menyadarkan mereka. "Yang terpenting justru membangun kesadaran, juga pengertian bahwa pemahaman seks itu sesuatu yang penting," kata dia.

Kriminolog Universitas Indonesia, Adrianus Meliala juga berpendapat senada. Kata dia, dalam kasus ini sebaiknya pendekatannya bukan pidana. "Kalau dibawa ke pidana, ke penjara, dipastikan itu justru makin merusak anak."

Pro Kontra Baekhyun EXO Gelar Kafe Ulang Tahun: Perayaan atau Peluang Bisnis?

"Apa tidak sebaiknya diselesaikan secara arif, polisi jangan berpretensi ke penegakan hukum. Mengapa? Tanpa dibawa ke depan hukum, hukuman sudah jatuh ke pelaku dan pasti bagi keluarganya," kata dia kepada VIVAnews, Rabu malam.

Adrianus menambahkan, selama tidak ada korban langsung terkait perilaku mereka, aparat diimbau memberi kesempatan pada mereka untuk memperbaiki diri.

Untuk mencegah agar hal ini tidak terjadi, Adrianus beranggapan, perlu diberikan pendidikan seks sesuai usia anak, oleh sekolah maupun orang tua. "Juga penjelasan tentang kegunaan dan bahaya IT atau multimedia. Didik anak agar bijak menggunakan multimedia."(np)

Kecelakaan Pesawat Japan Airlines di Bandara Haneda Tokyo Jepang

10 Kecelakaan Pesawat Paling Mematikan Sepanjang Masa, Tewaskan 53.500 Nyawa

Ironisnya, dunia sejauh ini telah menyaksikan kecelakaan udara yang melibatkan 540 pesawat di tujuh benua hingga tiga samudera, yang mengakibatkan hilangnya 53.500 nyawa.

img_title
VIVA.co.id
6 Mei 2024