"Tubuh Bersimbah Darah Itu TKW Indonesia"

Foto karya Sim Chi Yin dalam essai 'Jalan Pulang yang Panjang'
Sumber :
  • Sim Chi Yin

VIVAnews - Kejadian ini lekat dalam ingatan Sim Chi Yin, seorang jurnalis yang sembilan tahun menulis kehidupan pekerja migran: tubuh pekerja rumah tangga asal Indonesia yang terkulai lemas di dasar apartemen di Singapura.

"Genangan berwarna merah menetes dari rambutnya yang hitam, menyatu dengan kulitnya yang coklat. Lagi, pekerja rumah tangga asal Indonesia tewas terjatuh," urai Sim Chi Yin menceritakan tragedi yang ia saksikan.

Usai Ramai Digosipkan Selingkuh, Rizky Nazar Minta Maaf

Tak seperti berita kekerasan buruh migran atau gaji yang tak dibayar, kisah pekerja yang tewas terjatuh dari blok-blok apartemen tinggi itu jarang diekspos media. "Kadang-kadang, kain pembersih atau galah pakaian dari bambu serta sprai ditemukan di samping jasad tersebut," lanjut jurnalis perempuan itu.

Statistik menyebut, 150 pekerja rumah tangga terjatuh dari gedung-gedung Singapura sejak tahun 1999 hingga 2005. Terbanyak adalah orang Indonesia.

Lantas, terbesit pertanyaan di benak Sim Chi Yin, apakah akar permasalahan dari kondisi berbahaya pekerja Indonesia? Mengapa nasib mereka lebih buruk daripada pekerja migran dari negara lain?. Juga, "jika hal-hal buruk seperti itu terjadi di Singapura mengapa mereka terus berdatangan?," tambah dia.

Pertanyaan-pertanyaan itu membuat Sim Chi Yin memutuskan untuk melakukan perjalanan ke Indonesia, mengunjungi keluarga dan komunitas pekerja migran di Jawa Tengah. Juga merekam kehidupan mereka melalui media essai foto, yang ia beri judul, "Jalan Pulang yang Panjang".

"Pada dasarnya saya menangkap dan menuliskan realitas yang sesungguhnya apa yang terjadi saat pekerja tersebut di desa, saat keberangkatan hingga apa yang terjadi ketika pekerja tersebut kembali ke desanya," kata Sim Chi Yin saat berbincang dengan VIVAnews.com, Kamis 29 September 2011 malam.

Ia menjelaskan dalam esai fotonya terdapat 80 foto yang mengkisahkan 25 kisah pekerja migran yang menjadi pekerja domestik atau pembantu di Singapura. Ada cerita bahagia, juga kisah duka.

Namun, ada dua kisah yang paling terkesan di benaknya dan hingga kini masih selalu terngiang. Pertama, kisah Sugiyani, perempuan yang akan berangkat ke Singapura sebagai pekerja domestik dan akan berpisah dengan suami, Warsun dan anak semata wayangnya Rola.Selama seminggu, Chi Yin merekam detik-detik menjelang perpisahan seorang tenaga migran -- yang juga istri dari seorang suami dan ibu seorang anak. Ikatan yang begitu kuat antara Chi Yin dan keluarga Sugiyani membuat kenangan tersebut masih terekam dalam pikirannya.

"Saya sempat hilang kontak dengan Sugiyani saat ia sudah bekerja di Singapura karena majikannya melarang Sugiyani berteman dengan wartawan. Tapi saya senang beberapa hari yang lalu saya kembali bertemu suaminya dan mendapatkan nomor ponsel Sugiyani dan saya langsung meneleponnya," tuturnya.

Kisah kedua yang masih membekas adalah kisah TKI bernama Keni Binti Candra. Keni, disiksa oleh majikannya selama berkerja di Arab Saudi. Tubuh perempuan berusia 28 tahun itu penuh bekas penyiksaan selama bekerja empat setengah bulan: telinga yang memeleh berantakan, bibir yang tidak lagi sejajar, dan puting yang tinggal satu karena digigit oleh majikannya yang seorang dokter.

Meski terus berusaha pergi dan brontak, Keni tak kuasa melarikan diri. Hingga pada Oktober 2008, majikannya membawa ke bandara,  menutup kepala hingga ujung kaki untuk menyembunyikan luka. Keni dipulangkan ke Indonesia. 

Setibanya di Jakarta, Keni dibawa langsung dibawa ke Rumah Sakit Polisi Sukanto oleh staf Bandara yang melihatnya kesakitan. "Sekarang Keni berada di Jeddah untuk menuntut  majikannya dan prosesnya masih berlangsung hingga  sekarang," kata Sim Chi Yin.

Chi Yin mengerjakan esai foto ini selama tiga tahun, 2006-2009 menemui banyak pekerja dan keluarga untuk menemukan jawaban kenapa masih banyak orang Indonesia yang ingin tetap menjadi pekerja migran walaupun telah banyak kisah sedih dan penyiksaan.

Tokoh Agama Papua: Jangan Ikut Ajakan Sesat Aksi Demo 1 Mei, Pihak Tidak Bertanggungjawab

Sebagian besar perempuan yang menjadi pekerja migran ingin melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan sebagian lain ingin terlepas dari permasalahan rumah tangga.

Chi Yin berharap esai fotonya ini dapat menyentuh hati pemerintah Indonesia ataupun negara-negara tujuan pekerja migran, sehingga akan ada peraturan yang benar-benar melindungi mereka. "Fundamental dari esai foto saya adalah memanusiakan pekerja migran, mereka juga manusia bukan mesin. Buruh migran merupakan seorang manusia yang nyata, istri dari seorang suami dan ibu seorang anak," kata dia.

Esai foto Chi Yin juga dipamerkan di Taman Ismail Marzuki dari 29 September-5 Oktober 2011, dibuka oleh Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Muhaimin Iskandar.

Sayang, Menteri yang sehari-hari mengurus tenaga kerja Indonesia ini melewatkan foto Keni Binti Candra yang mengerang kesakitan, menggunakan baju di sebuah kamar rumah sakit. (sj)

Petugas menunjukkan emas Antam di Butik Antam Pulo Gadung, Jakarta (foto ilustrasi)

Harga Emas Hari Ini 27 April 2024: Emas Antam Kinclong di Akhir Pekan

Harga emas produksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) hari ini tercatat dibanderol seharga Rp 1.236.000 per gram.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024