- ANTARA/ PK-UAA/ SP
VIVAnews - Tim evakuasi penyelamatan korban bergerak dari berbagai sisi menuju lokasi jatuhnya pesawat Cassa 212 di Pegunungan Kapur, Langkat, Sumatera Utara. Selain jalur darat, tim juga mendekat melalui jalur udara.
Menggunakan satu helikopter, tim gabungan dari Brimob, SAR, dan TNI segera bergerak mendekati pesawat. "Tim sekitar 5-6 orang, sekarang sedang persiapan," kata Kepala Kepolisian Resor Langkat, Ajun Komisaris Besar, Mardiyono, kepada VIVAnews, Sabtu, 1 Oktober 2011.
Tim akan bertolak dari posko Bahorok yang berjarak sekitar 20 kilometer dari lokasi jatuhnya pesawat. Diperkirakan membutuhkan waktu tempuh sekitar 15 menit melalui jalur udara, dan 3-4 hari melalui jalur darat karena kondisi medan yang berupa tebing dan jurang.
Tim akan kembali mencoba turun ke area jatuhnya pesawat untuk memastikan nasib para korban. Mereka akan turun dari helikopter menggunakan teknik rappling, atau tali tambang. Pendaratan helikopter di sekitar lokasi tak memungkinkan karena kondisi medan yang curam dan penuh pepohonan.
Tim berharap cuaca di lokasi mendukung untuk upaya evakuasi. Dua anggota tim yang berhasil mendekatĀ kemarin, gagal mencapai pesawat karena cuaca ekstrem. Mereka terpaksa turun menggunakan tali di titik terdekat dengan pesawat yang paling memungkinkan. Namun, mereka kesulitan mencapai lokasi pesawat karena kondisi medan yang terjal. Mereka akhirnya hanya melempar makanan dari atas pesawat.
Berdasarkan pantauan dari udara, kondisi fisik pesawat milik PT Nusantara Buana Air itu utuh, meski hidung hancur dan sayap patah. Pesawat jatuh di sebuah tebing yang sangat curam, yang menyulitkan tim evakuasi menjangkaunya.
Pesawat produksi 1989 itu take off dari Bandara Polonia Medan, pukulĀ 07.00, Kamis lalu. Seharusnya sejam kemudian, telah mendarat di Kutacane. Namun, pesawat dinyatakan hilang kontak pada pukul 07.41. (umi)