- ANTARA/Izaac Mulyawan
VIVAnews - Apa yang terjadi di Ambon akhir-akhir ini sangat memprihatinkan, provokator merajalela, memicu bentrok dua kelompok massa dan dibumbui aksi teror bom.
Meski yang terjadi adalah konflik komunal, tak ada kaitan dengan teror, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Ansyaad Mbai, mengatakan bahwa kondisi Ambon sangat rawan. "Kalau nggak segera ditangani, bisa ditumpangi teroris masuk," kata dia, Selasa 25 Oktober 2011.
Menurut dia, terkait bom di Ambon untuk sementara belum tentu berkaitan dengan teroris. Namun, konflik di Ambon bisa jadi embrio atau pintu masuk terorisme. "Nah teroris itu paling gampang direkrut di wilayah konflik. Dan mencari alasan pembenaran atas perbuatannya, ya di konflik itu," tambah Ansyad.
Seperti diketahui, Ambom memanas pasca kejadian rusuh 11 September 2011 lalu, sembilan nyawa melayang, dipicu kabar simpang siur lewat pesan pendek (SMS) soal tewasnya seorang tukang ojek.
Sementara, pada Kamis 2 Oktober 2011, ulah dua provokator bersepeda motor yang melempari rumah penduduk memancing reaksi dua massa berbeda. Hasilnya, dua toko dan sebuah rumah hangus dibakar. Tiga orang luka-luka.
Belum lagi terjadi sejumlah teror bom. Kejadian terakhir terjadi Kamis malam. Dua orang melempar bom molotov ke kios bensin yang tertelak di trotoar. Untung, tak ada korban jiwa maupun korban luka dalam insiden tersebut.
Ganjar Nyatakan Jadi Oposisi, Ganjarist: Ini Menunjukkan Beliau Tidak Mencla-mencle
Relawan Ganjarist mendukung sikap Ganjar yang memilih menjadi oposisi.
