- wikimedia
VIVAnews - Dugaan kuat serpihan sayap dan ekor pesawat yang ditemukan di kawasan Gunung Ciremai, Majalengka, itu adalah pesawat Cessna 172 milik PT Nusa Flying International School bukan hanya berdasarkan laporan dari warga. Tetapi, laporan itu disertakan dengan barang bukti penemuan.
"Jadi ada warga yang turun dari gunung itu sambil membawa barang-barang temuannya. Sayap dan ekor pesawat," kata Kepala Sekolah Penerbangan, PT Nusa Flying International School, Sugeng Triyono, dalam perbincangan dengan VIVAnews.com, Senin 28 November 2011.
Menurut Sugeng, pihaknya ingin membuktikan temuannya itu. Maka itu, pihak sekolah ingin melihat langsung serpihan-serpihan pesawat yang diduga milik Nusa Flying International School.
"Kami sudah ada tim yang masih mencari pesawat. Tim kami masih ada di sekitar itu dan ingin membuktikan puing-puing itu," kata Sugeng dalam perbincangan lewat telepon.
Kendati demikian, kata Sugeng, belum diketahui nomor pesawat dari puing-puing yang ditemukan. Tim pencari akan menuju lokasi temuan sambil menyisir di lokasi-lokasi sekitar.
"Sekarang lagi disisir ke atas. Nanti bila diketahui kondisi lokasinya, baru kami tentukan evakuasinya," ujar Sugeng. Bagaimana dengan pihak keluarga korban? "Kebetulan orangtua dari awak masih teman saya. Jadi kami semua turut mencari," kata Sugeng.
Cessna 172 ini hilang kontak pada Rabu, 17 November 2011, sejak pukul 08.19 WIB. Cessna hilang kontak setelah terbang dari Lanud Halim Perdanakusuma.
Pesawat ini berawak tiga orang. Mereka adalah instruktur pilot, Partogi Sianipar (25) serta dua siswa, yaitu M. Fikriansyah (19) dan Agung Febrian (30). "Kami berharap ini secepatnya ketemu agar tidak menjadi beban," ujar Sugeng. (umi)