Terkuak, Nama Santri RI yang Tewas di Yaman

Persatuan Pelajar Indonesia di Yaman
Sumber :
  • http://indo.hadhramaut.info

VIVAnews - Dua santri Indonesia meninggal dunia dalam penyerbuan kelompok Syiah al-Houthi ke Pesantren Darrul Hadist, Yaman, Sabtu 26 November 2011. Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri menolak menyebutkan identitas keduanya. Kepada VIVAnews, Rabu lalu, juru bicara Kementerian, Michael Tene hanya mengatakan, "Mereka berasal dari Medan, Sumatera Utara, dan Aceh." Dia menambahkan, atas persetujuan keluarga, para korban dimakamkan di Yaman.

Namun, identitas keduanya kini terkuak di blog assalafy-alhaq.blogspot.com. Pada artikel yang di-post Kamis kemarin, 1 Desember 2011, disebutkan dua santri salafi dari Indonesia yang tewas mengenaskan itu adalah Muhammad Shalih Al Indunisi (30) dan Jumeiri Abdullah Al Indunisi (24).

"Tubuh mereka terbelah dua akibat mortir Hawn, dan kami hanya mendapati separuh atasnya saja," demikian kondisi jenazah Muhammad Shalih digambarkan. Sementara itu, Jumeiri diketahui meninggal akibat pecahan mortir di kepala dan dadanya.

Nyawa keduanya melayang pada hari yang sama, Sabtu, 26 November 2011 atau 1 Muharram 1433 H. "Mereka semua terbunuh dalam medan jihad yang syar’i demi membela diri, kehormatan, harta dan aqidah yang benar. Adapun nasib masing-masing di akhirat hanya Allah yang Maha Mengetahuinya," demikian ditulis di blog itu.

Dalam blog tersebut juga disebutkan nama korban tewas dari pihak pesantren, yang semuanya berjumlah 23 orang. Termasuk di antaranya dua warga negara Amerika Serikat, satu orang Rusia, satu Prancis, dan satu warga Malaysia. Mereka rata-rata meninggal akibat diterjang mortir atau ditembus peluru.
 
Ketegangan di sekitar pesantren masih terjadi, diwarnai desingan peluru dan dentam suara mortir. Meski mencekam, ratusan santri menolak dievakuasi. Mereka bertekad melawan dan siap mati syahid melawan kelompok militan al-Houthi yang mengepung mereka. Tak terkecuali santri asal Indonesia.

Kisah Sukses di Usia Emas, Mom Selly dan Perjalanan Kariernya di Industri Pertambangan

"Mereka bersikeras untuk tinggal, apalagi setelah syekhnya mengeluarkan fatwa jihad untuk mempertahankan diri. Dengan mantap mereka bilang 'Kami tidak akan keluar, kami membela agama Islam dari serangan musuh kafir'," kata Wakil Duta Besar RI untuk Yaman, Agus Syarif Budiman, melalui sambungan telepon, Kamis 1 Desember 2011.

Salah satu santri yang diajak bicara oleh Agus adalah Abdurrahman Sukaya alias Abu Fairuz. Dia mengumpamakan perlawanan mereka terhadap milisi al-Houthi dengan perlawanan rakyat Indonesia melawan penjajah Belanda atau Jepang. Perlawanan mereka, kata Abu Fairuz, juga merupakan bentuk loyalitas mereka terhadap pemerintah Yaman.

Wow! Ada Senjata HS Kaliber 9 Mm di Dalam Mobil Polisi yang Tewas di Mampang Jaksel


"Kata saya 'kalau begitu harusnya nurut dengan pemerintah Indonesia, untuk keluar'. Dia bilang, 'kami disini sedang berjuang'," kata Agus menirukan. Padahal, jika bersedia keluar dari kompleks pesantren, KBRI di Sanaa telah menjamin keselamatan mereka. (kd)

Keluarga Parto

Parto Patrio Rela Nahan Sakit Demi Tepati Janji Liburan Keluarga ke Bali

Eko Patrio juga bersyukur penyakit batu ginjal yang diderita oleh Parto belum menjalar ke mana-mana atau membahayakan organ lainnya.

img_title
VIVA.co.id
27 April 2024