Anggota Komisi Kepolisian, Karni Ilyas

"Polisi Serba-salah Menghadapi Demonstran"

VIVAnews -- Kepolisian sering serba salah dalam menangani aksi unjuk rasa. "Bertindak tegas dituding sewenang-wenang. Membiarkan aksi juga salah," kata Karni Ilyas, anggota Komisi Kepolisian Nasional, kepada VIVAnews, di Jakarta, Rabu 4 Januari 2009.

Komentar Karni ini berkaitan dengan aksi anarkis pengunjuk rasa di Medan, Sumatera Utara, yang mengakibatkan tewasnya Ketua DPRD Sumatera Utara, Abdul Azis Angkat. Pengunjuk rasa adalah pendukung berdirinya Provinsi Tapanuli, mereka memaksa dewan segera mengeluarkan rekomendasi.

Aksi unjuk rasa yang menuntut provinsi baru itu sudah berulang kali terjadi di Sumetara Utara. Begitu juga di tempat lain. Penangan aksi unjuk rasa anarkis yang tak maksimal, menurut Karni, sudah berlangsung lama.

"Persoalan aksi massa yang anarkis ini sebenarnya bukan kali ini saja terjadi, sudah ada sejak Orde Baru. Dan selalu saja penindakannya tidak tegas," kata Karni yang juga Pemimpin Redaksi tvOne itu. "Media berperan besar dalam membuat polisi menjadi ragu-ragu dalam bertindak."

Dalam beberapa kasus seperti di Makassar, Sulawesi Selatan, ketika itu polisi menindak tegas sejumalah pengunjuk rasa. "Lalu media mengatakan polisi semena-mena. Sejumlah polisi memang ditindak, ada yang dicopot dari jabatanya, dampaknya ya ke kinerja yang ragu-ragu," kata Karni.

"Jika saya menjadi Kepala Polda atau Kepala Polres, jika begini keadaannya saya juga akan serba salah. Pilihannya ya saya biarkan saja unjuk rasa seperti itu. Apa boleh buat."

KSBSI Kalbar Tuntut Perlindungan Hak Buruh Kelapa Sawit
Pesawat Sriwijaya Air. (Ilustrasi)

Manajemen Sriwijaya Air Buka Suara soal Pendirinya Jadi Tersangka Korupsi Timah

Manajemen PT Sriwijaya Air buka suara, terkait pendiri Sriwijaya yang menjadi tersangka kasus dugaan korupsi penyalahgunaan izin usaha pertambangan (IUP) PT Timah.

img_title
VIVA.co.id
1 Mei 2024