- VIVAnews/Tri Saputro
VIVANews - Kepala Kejaksaan Negeri Sukabumi Zainul Djafri mencengkeram leher salah satu mahasiswa yang berdemo di depan kantornya, Kamis 8 Desember 2011. Mengaku khilaf, Zainul pun minta maaf.
"Saya minta maaf. Saya mengaku kemarin emosi saya terpancing demonstrasi para mahasiswa," kata dia saat berbincang dengan VIVAnews.com, Jumat 9 Desember 2011.
Awalnya, Zainul mengaku berniat mengambil megaphone yang dipegang mahasiswa untuk memberi penjelasan, namun tidak sengaja mencengkram leher mahasiswa.
Menurutnya, demonstrasi mahasiswa, Kamis kemarin, sudah tidak beretika karena melontarkan kata-kata kasar dan memaki institusi kejaksaan. Demonstrasi itu ditujukan untuk memperingati hari antikorupsi sedunia. “Saya emosi akan pernyataan dan sikap ini. Saya kepala kejaksaan yang harus menjaga kredibilitas kejaksaan,” ujarnya.
Saat diminta duduk bersama di halaman kejaksaan bersama puluhan aktivis dari berbagai organ mahasiswa dan masyarakat, Kajari menolak. “Ini masalah harga diri dan etika. Saya tidak bisa duduk begitu saja. Minta maaf bukan berarti harus duduk bersama di halaman,” tandasnya.
Akibat dari penolakan ini massa sempat memanas. Para aktivis hampir bentrok dengan aparat kepolisian yang bersiaga di samping kajari.
Pernyataan maaf ini ditolak Rozab Daud, Koordinator aksi dari Himpunan Mahasiswa Sukabumi (Himasi). “Kepala kejaksaan arogan." Dia juga menilai penanganan kasus korupsi di kota Sukabumi tidak berjalan karena banyak oknum kejaksaan yang bermain.
Laporan: Permadhi | Sukabumi, umi