- VIVAnews/Nurcholis Anhari Lubis
VIVAnews - Aksi protes warga kecamatan Sape dan kecamatan Lambu di Bima, Nusa Tenggara Barat, dikabarkan berujung pada kerusuhan yang menimbulkan korban jiwa. Bentrokan warga dengan polisi terjadi saat polisi berusaha membubarkan aksi massa yang menduduki pelabuhan Sape.
Buntut dari bentrokan ini pun meluas. Warga yang mengamuk kemudian mulai menyerang kantor polisi dan beberapa kantor pemerintah.
"Kantor pemerintah dan kantor polisi dibakar karena warga kesal aksinya tidak didengar. Malah kemudian menimbulkan korban jiwa," kata Budiman, warga Sape yang juga pengurus Komite Independen Penyelamat Anak Bangsa.
Menurut Budiman, warga membakar kantor Polsek Lambu. Selain itu, sejumlah instansi pemerintah juga menjadi korban pembakaran.
"Tapi sekarang polisi sudah mulai naik dan mengendalikan situasi," ucapnya.
Kepala Divisi Humas Mabes Polri Irjen Pol Saud Usman Nasution mengatakan, polisi saat ini masih melakukan pendataan akibat amuk massa.
Sebelumnya, ribuan warga memprotes keluarnya Izin Usaha Pertambangan yang dikeluarkan Pemerintah Kabupaten Bima, dengan menduduki Pelabuhan Sape, NTB. Izin Usaha Pertambangan itu diberikan kepada perusahaan yang membuka area pertambangan emas di kecamatan Lambu.
Warga menolak keberadaan perusahaan tambang karena khawatir dengan kerusakan lingkungan di kawasan itu. Terlebih daerah itu merupak tempat mata air yang menjadi sumber air warga. Meski berkali-kali mendapat protes warga, namun perusahaan yang memperoleh izin usaha pertambangan tetap melanjutkan aktivitasnya. (adi)