Politisi Marwan Ja'far Dituduh Plagiat

Marwan Ja'far (PKB) dan bukunya "Ahlussunnah Wal Jamaah"
Sumber :
  • Antara/ Ismar Patrizki

VIVAnews - Kolom opini Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa di DPR, Marwan Ja'far, yang berjudul "Pengelolaan Energi Libya Pasca-Qadhafi" di Koran Tempo edisi Jumat 13 Januari 2012 dituduh memplagiat dua tulisan milik Jusman Dalle, seorang aktivis mahasiswa. Jusman mempermasalahkan tulisan itu di akun Twitter-nya, @jusdalle.

Saat dihubungi VIVAnews melalui telepon, Jusman menyatakan, opini Marwan itu memplagiat dua tulisannya di dua media online berbeda. Tulisan pertama berjudul "Quo Vadis Libya" di okezone.com pada 25 Oktober 2011 dan yang kedua berjudul "Perang Ideotik Libya" yang diterbitkan detikcom pada 28 Maret 2011.

Jusman menuding, dari total 15 paragraf tulisan Marwan, 13 paragraf di antaranya telah dijiplak dari dua tulisannya itu. "Ada beberapa bagian yang diubah kata-katanya, namun substansinya sama," kata Jusman.

Jika dibandingkan, tulisan Marwan dengan dua tulisan Jusman itu, memang ada sejumlah kemiripan tapi tidak sama persis. Tiga kalimat pertama dari tulisan Marwan, misalnya, hampir 100 persen sama dengan kalimat kedua, ketiga dan keempat tulisan Jusman yang berjudul "Quo Vadis Libya".

1. Tiga kalimat pertama tulisan Marwan:

Selain Epy Kusnandar, Polisi Tangkap Pemain Sinetron Preman Pensiun Lainnya

"Riwayat sang revolusioner kini telah berakhir oleh gerakan revolusi rakyat sipil yang mengarus bersama irama revolusi Timur Tengah. Di kampung kelahiran sekaligus markas terakhir pendukung loyalisnya di Sirte, pada 20 Oktober lalu, Qadhafi diberondong dengan senjata oleh rakyatnya sendiri. Rakyat yang dalam rentang panjang menyimpan dan mengakumulasi bara dendam kesumat akibat sikap represif sang tiran."

Tulisan Jusman:

"Riwayat Sang Revolusioner berakhir oleh gerakan revolusi rakyat sipil yang mengarus bersama irama revolusi Timur Tengah.
 
Di kampung kelahiran sekaligus markas terakhir pendukung loyalisnya di Sirte, pada Kamis (20/10/2011) Khadafi diberondong senjata oleh rakyatnya sendiri. Rakyat yang dalam rentang waktu panjang menyimpan dan mengakumulasi bara sekam kesumat akibat represifitas sang tiran.
"

Ibunya Kabur, Begini Nasib Gibran Bocah yang Viral Nangis Kelaparan di Bogor

2. Tulisan Marwan:

Hegemoni Barat

Duet Anies-Ahok di Pilgub DKI Dipastikan Tak Bisa Terjadi, KPU Ungkap Alasannya

Tanpa bermaksud menggeneralisasi, tapi fakta telah terpampang. Di depan mata dunia, Barat berlakon ganda. Berkawan dengan yang tunduk dan murka kepada yang dianggap membangkang.

Tulisan Jusman:

Krisis Ekonomi Barat

Tanpa maksud untuk menggeneralisir, namun fakta telah terpampang. Di depan mata dunia, Barat melakon ganda. Berkawan dengan yang manut dan murka pada yang dianggap membangkang.

3. Tulisan Marwan:

Di sisi lain, kepentingan ideologi juga menjadi hantu bagi Barat yang begitu agresif membantu upaya menggulingkan Qadhafi. Kita tahu negara-negara yang kini bergerak menguasai ekonomi global adalah mereka yang antikapitalis, atau paling tidak mandisi secara ideologi. Di era pemerintahan Qadhafi, ternyata aliansi Cina-Libya sudah terjalin begitu kuat.

Selama ini kebutuhan energi Amerika banyak dipasok oleh negara berkembang, yang kini perlahan menjadi negara maju dan juga membutuhkan energi untuk akselerasi pertumbuhan ekonominya. Artinya, Barat akan kehabisan pasokan energi jika tidak segera mencari ladang-ladang segar dan baru. Kekhawatiran mereka pasti menjadi stimulus atas beragam jalan untuk melanggengkan hegemoni.

Tulisan Jusman:

Di sisi lain, kepentingan ideologi juga menjadi hantu bagi Barat mengapa begitu agresif membantu upaya menggulingkan Khadafi. Bahwa Negara-negara yang kini bergerak menguasai ekonomi global, adalah mereka yang anti kapitalis. Atau paling tidak, mandiri secara ideologi. Misalnya Cina dengan ideology komunis. Bahwan diketahui bahwa di era Khadafi, ternyata alianasi Cina-Libya begitu kuat.

Selama ini, kebutuhan energy AS banyak dipasok oleh negara berkembang, yang kini perlahan menjadi negara maju dan juga membutuhkan energi untuk akselerasi pertumbuhan ekonominya. Artinya bahwa Barat akan kehabisan pasokan energi jika tidak segera mencari ladang-ladang segar dan baru. Kekhawatiran mereka pastinya menjadi stimulus atas pelbagai jalan untuk melanggengkan hegemoni

Soal kasus ini, Jusman yang juga aktif di Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), menyatakan akan menuntut Marwan membuat pengakuan telah melakukan plagiarisme. Dia juga berencana akan mengadukannya ke Badan Kehormatan DPR. "Juga akan mengirim surat ke Koran Tempo, meminta klarifikasi," katanya.

Sementara ini, tuduhan itu masih sepihak. Marwan belum dapat dimintai klarifikasinya. Berkali-kali ditelepon VIVAnews, dia belum merespon. Pesan singkat yang dikirimkan sudah terkirim, namun juga belum dibalas Marwan.

VIVAnews menghubungi sejumlah rekan Marwan di Partai Kebangkitan Bangsa.  Sekjen PKB, Imam Nahrawi mengaku belum bertemu Marwan dua hari belakangan. "Saya juga belum bertemu dengan Marwan sejak dua hari ini. Kami belum mendengar apa sesungguhnya yang terjadi. Setahu saya memang Marwan produktif menulis, kan buku-bukunya dia juga banyak," kata Imam Nahrawi kepada VIVAnews.

Imam meminta publik bersabar guna mengklarifikasi tuduhan itu. "Beri kesempatan kepada kami untuk mengkroscek, setidaknya akan kami tanya kepada Marwan tentang ini. Saya juga mau manggil dia, kok ruang banggar Rp 20 miliar, diam saja" kata Imam. (kd)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya