VIVAnews – Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menepis kritik sejumlah pihak yang mengatakan bahwa tindak korupsi di periode pemerintahannya meningkat. Menurutnya, hal itu tidak benar.
“Dari segi jumlah, tidak boleh dikatakan korupsi meningkat,” kata Yudhoyono di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu 25 Januari 2012. Menurutnya, banyak kasus korupsi yang terjadi sebelum dia menjabat, lalu ketahuan setelah dirinya menjabat sebagai presiden.
“Penindakannya kena pada era kami, ada buahnya,” ujar Yudhoyono saat bertemu dengan para aktivis antikorupsi di kantornya, antara lain Teten Masduki dan Danang Widoyoko. Dalam kesempatan itu, hadir pula Menko Polhukam, Kapolri, Jaksa Agung, dan Ketua KPK.
Yudhoyono menyatakan saat ini terbangun persepsi, meski penegak hukum sudah bekerja setengah mati, korupsi masih merajalela. Padahal, kata dia, sesungguhnya yang benar terjadi adalah kasus korupsi banyak terkuak karena penindakan terhadap korupsi meningkat tajam.
“Ibaratnya, tidak ada yang lepas,” kata Yudhoyono. Ia juga mengklaim, pemberantasan korupsi di periode pemerintahannya justru lebih agresif. “Kita punya KPK, andalan kita. Polri dan Kejaksaan juga bekerja. Juga PPATK (Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan), NGO (Non-Governmental Organization), dan pers,” ujarnya.
Kepedulian masyarakat, lanjut Yudhoyono, juga berkontribusi nyata terhadap pemberantasan korupsi. “Masyarakat berani melapor. Itu membuat banyak yang peduli dan bertindak, banyak yang kena. Kalau banyak yang ditindak, penindakan yang nyata ini terjadi,” imbuh dia.
Yudhoyono kemudian menyentil maraknya kasus korupsi yang melibatkan pejabat daerah. Menurut dia, pada era reformasi ini, kekuasaan didistribusikan secara luas, bukan hanya terletak pada presiden dan pemerintah pusat. Akibatnya, kata dia, “Kasus korupsi tersebar di mana-mana. Bisa jadi itu kenapa korupsi masih terjadi.”
Yudhoyono memaparkan, ada 168 permintaan izin kasus korupsi untuk diperiksa kepolisan dan kejaksaan. Sementara, ujarnya, pada periode 1999-2004, hanya ada 78 kasus korupsi yang dimintakan izin untuk diperiksa.
Sumber :
VIVA.co.id
26 April 2024
Baca Juga :
Komentar
Topik Terkait
Jangan Lewatkan
Terpopuler
2 Debt Collector yang Hendak Ambil Paksa Mobil Polisi di Palembang Jadi Tersangka
Kriminal
26 Apr 2024
Robert dan Bambang, dua debt collector yang hendak mengambil paksa mobil Aiptu Fandri di parkiran salah satu pusat perbelanjaan di Kota Palembang jadi Tersangka.
Anies juga merespons soal kemungkinan dirinya bergabung dengan koalisi Prabowo Subianto, termasuk jika ditawari kursi menteri di kabinet Prabowo-Gibran
Top News: AHY Wanti-wanti Prabowo, Heboh Wali Nagari di Sumbar Digerebek Warga Mesum
Nasional
26 Apr 2024
Simak sejumlah artikel yang masuk deretan terpopuler dalam kanal News VIVA sepanjang Kamis, 25 April 2024. Salah satunya soal pertemuan Prabowo dengan Cak Imin.
Video WNA perempuan asal Jerman viral di medsos bernama Laura Weyel merasa diperlakukan tidak adil oleh hukum Indonesia. Padahal nunggak sewa vila
Netzah Yehuda merupakan salah satu empat batalion yang membentuk brigade infanteri Kfir. Batalyon tersebut sebagian besar beroperasi di Tepi Barat yang dikirim berperang.
Selengkapnya
Partner
Fitria Khasanah, seorang siswi kelas VI di SDN 2 Sukabumi Bandar Lampung kembali akan merilis game baru berupa petualangan edukatif berjudul "Jelajah Nusantara".
Saldo DANA gratis hari ini Jumat 26 April 2024 akan diberikan oleh pihak dompet digital DANA kepada para penggunanya. Jika anda ingin mendapatkan, caranya sangat mudah
Timnas U-23 Indonesia berjumpa Korea Selatan dalam perempat final Piala Asia U-23 2024. Duel ini berlangsung di Abdullah bin Khalifa Stadium, Doha, Qatar, Jumat 26 April.
PIALA ASIA U-23 AFC 2024: Momen Jay hingga Ragnar Nobar, Thom Haye Girang Usai Klubnya Dibantai 8-0
Wisata
40 menit lalu
Sepak terjang Timnas U-23 Indonesia ternyata diikuti kakak-kakaknya dari tim senior saat mengalahkan Korea Selatan pada Jumat (26/4/2024) dini hari WIB.
Selengkapnya
Isu Terkini