- alutsista.blogspot.com
VIVAnews - Rusia dikabarkan sepakat menjual 60 kendaraan tempur infanterinya (infantry fighting vehicle, IFV) ke Indonesia. Surat kabar Izvestia, seperti dikutip laman Ria Novosti pada 31 Januari 2012, menuliskan nilai kesepakatan pembelian itu mencapai US$100 juta atau sekitar Rp864 miliar.
Namun, kesepakatan itu baru difinalisasi pada 10 Februari 2012 mendatang. Sekitar 20 kendaraan tempur lapis baja jenis BMP-3 akan dikirimkan ke Indonesia sebelum akhir tahun 2012.
Perusahaan ekspor senjata yang dikelola negara Rusia, Rosoboronexport, enggan berkomentar terkait kesepakatan ini. Sedangkan, pabrik senjata Kurganmashzavod mengatakan kendaraan tempur ini akan menjadi kendaraan militer modifikasi untuk Indonesia.
Saat dikonfirmasi terkait kesepakatan ini, Kapuspen Kementerian Pertahanan, Laksamana Pertama Iskandar Sitompul mengatakan hal itu baru rencana. "Semuanya masih rencana," ujar dia.
Menurut dia, soal tank itu termasuk dalam rencana strategis TNI untuk memperkuat alutsista TNI AD, AU, dan AL. Namun, Iskandar enggan berkomentar lebih jauh terkait dengan berita ini. Dia juga mengaku tak tahu nilai kesepakatan Rp864 miliar seperti yang ditulis laman berita Rusia itu. "Silakan konfirmasi langsung ke AD. Mereka konseptor yang membutuhkan itu."
Sebelumnya pemerintah berencana membeli 100 tank Leopard dari Belanda. Namun, rencana itu justru menimbulkan pro dan kontra.
Sebagian kalangan, terutama sejumlah anggota Komisi I DPR, menolak keras rencana itu. Selain harga yang terlalu mahal, tank Leopard yang berbobot lebih dari 60 ton itu dinilai tak cocok dengan medan Indonesia yang bertanah gembur.
Iskandar menambahkan rencana-rencana itu semua sebagai opsi untuk memperkuat persenjataan TNI. "Ini opsi semua. Dalam Rapat Dengar Pendapat dengan DPR memang ada rencana dalam Renstra TNI, termasuk pembelian alutsista untuk AD, AU, dan AL," ujarnya.
"Semua baru rencana, nanti tepatnya bisa beli dari Rusia, bisa Inggris, Belanda, atau negara lainnya," dia lagi-lagi menekankan.
IFV adalah pengangkut infanteri lapis baja. Kendaraan ini memiliki persenjataan yang bisa menghancurkan pengangkut personel lapis baja. Kendaraan tempur infanteri umumnya dipersenjatai meriam otomatis 20 mm atau 40 mm, senapan mesin 7.62 mm, serta peluru kendali anti-tank; sehingga bisa digunakan untuk pertarungan langsung.
IFV memiliki lapisan pelindung lebih tebal dari pengangkut personel lapis baja. Kendaraan ini juga sudah dipakai untuk menggantikan peran tank ringan. (umi)
Polisi Periksa 13 Saksi Kasus Tewasnya Anggota Polresta Manado di Mampang Jakarta Selatan
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, AKBP Bintoro, mengaku saat ini pihaknya sudah melakukan pemeriksaan 13 orang atas tewasnya anggota Satlantas Polresta Manado.
