Rapor dan Hasil UN Lebih Diutamakan untuk Masuk PTN

Peserta SNMPTN Berkebutuhan Khusus
Sumber :
  • VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVAnews
Kisah Mufid Bisa Naik Haji Sekeluarga Gara-gara Pentol
- Ada yang berbeda dari proses penerimaan mahasiswa baru pada Perguruan Tinggi Negeri tahun ini. Persentase penjaringan dengan berbekal rapor dan hasil ujian nasional akan lebih besar daripada melalui ujian tulis di Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN).

Soal Urusan Ini Ganjar Pranowo Sejalan dengan Moeldoko

Herry Suhardiyanto, Rektor Institut Pertanian Bogor, mengatakan bahwa hingga saat ini proses penerimaan mahasiswa baru di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) belum memiliki sistem efektif yang menilai antara siswa berpotensi dan siswa berhasil masuk di Perguruan Tinggi. Sebelumnya SNMPTN dengan mekanisme pemanfaatan nilai rapor dan prestasi hanya sebesar 10 persen.
Wulan Guritno Bongkar Efek Mengejutkan Hentikan Konsumsi Gula: Lemot dan Sensian!


Namun kini, berdasarkan peraturan dari Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Nomor 34 Tahun 2010, sedikitnya ada sekitar 60 persen penerimaan mahasiswa baru melalui penelusuran rapor dan hasil ujian nasional ini. Kemudian sisanya baru melalui ujian tulis.


"Penggunaan nilai rapor adalah apresiasi terhadap proses, karena di dalamnya ada nilai dan
track record
dan bisa mengurangi tensi siswa. Namun akan tetap dibuka ujian tertulis melalui SNMPTN untuk mereka yang tahun lalu belum berhasil mendapatkan atau memasuki jurusan yang diinginkan," kata Herry saat konferensi pers UMPTN di Gedung Smesco, Gatot Subroto, Jakarta, Minggu, 3 Februari 2013.


Dengan kata lain, penjaringan mahasiswa baru di beberapa PTN tertentu ini lebih mengutamakan pada penggunaan nilai rapor dan nilai hasil Ujian Nasional para murid dari semua sekolah sebagai basis nilai atau tolak ukur. "Oleh karena itu yang harus dikembangkan adalah apresiasi terhadap proses, karena dapat memacu kemampuan siswa. Walaupun hasilnya kurang baik, tetapi ini merupakan nilai apa adanya dan artinya sesuai kemampuannya (siswa)," kata Herry.


Ini artinya peran guru soal pertanggungjawaban dan kepercayaan dituntut untuk terus dikembangkan. Tak hanya itu, guru dan sekolah juga harus memberikan nilai yang seadil-adilnya dan sesuai kemampuan para siswanya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya