Sumber :
- VIVAnews/Harry Siswoyo
VIVAnews
- 12 aktivis antikorupsi yang tergabung dalam Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (Kammi) Daerah Bengkulu diamankan aparat kepolisian. Mereka diamankan saat menggelar aksi penolakan kehadiran Wakil Presiden Boediono di Bengkulu, Sabtu kemarin.
"Hingga hari ini (Minggu, 1 Juni 2014), 12 rekan kami masih ditahan oleh polisi. Penangkapan ini kami nilai sangat merusak demokrasi berpendapat di negara ini," kata Sekretaris Jenderal Kammi Bengkulu, Riki Febrian, Minggu 1 Juni 2014.
Baca Juga :
Realisasi Investasi RI Kuartal I-2024 Tembus Rp 401,5 Triliun, 24,3 Persen dari Target 2024
Sementara itu, Kapolsek Ratu Samban, Bengkulu, Kompol Irianto, mengatakan penangkapan terhadap 12 mahasiswa itu karena aksi yang mereka lakukan Sabtu kemarin tidak mengantongi izin dari kepolisian.
"Dasar kita membubarkan karena mereka tidak memilik izin, maka terpaksa harus diamankan," ujar Irianto.
Menurutnya, sesuai prosedur, peserta aksi seharusnya memasukkan izin kepolisian sekurangnya tiga hari sebelum aksi digelar. "Soal apa sanksinya kami serahkan kepada pimpinan," ucapnya.
Sementara itu, pantauan
VIVAnews
, terkait rencana aksi lanjutan pada Minggu 1 Juni saat peringatan hari lahir Pancasila yang digelar di kediaman Gubernur Bengkulu tampaknya batal digelar.
Meski begitu, sebanyak 3.000 aparat keamanan tetap berjaga-jaga di sejumlah titik lintasan yang akan dilalui Wapres Boediono dan rombongan. "Seluruh titik diamankan. Kami pastikan akan menindak tegas aksi apapun yang dianggap mengacaukan kehadiran wapres di Bengkulu," ujar Kapolda Bengkulu, Brigjen Pol Tatang Somantri.
Wapres Boediono beserta rombongan bertolak dari Jakarta ke Bengkulu dalam rangka menghadiri peringatan hari lahirnya Pancasila di Balai Semarak, Bengkulu, Minggu 1 Juni 2014. Boediono juga sempat mengunjungi rumah pengasingan Bung Karno, RS Bhayangkara, dan Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu. (one)
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
"Dasar kita membubarkan karena mereka tidak memilik izin, maka terpaksa harus diamankan," ujar Irianto.