Sumber :
VIVAnews -
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta Australia segera mengklarifikasi dokumen yang dibocorkan Wikileaks pekan ini. Dalam dokumen soal kasus korupsi produksi uang kertas tersebut, nama SBY dan mantan Presiden Megawati Soekarno Putri disebut-sebut.
Dalam pernyataan persnya di Cikeas, Kamis 31 Juni 2014, SBY mengatakan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa telah berkomunikasi dengan Duta Besar RI di Canberra dan Dubes Australia di Jakarta. Dalam penjelasannya, disebutkan bahwa proses hukum terkait kasus tersebut masih berlangsung di Australia.
"Saya meminta Australia mengeluarkan
statement
yang terang agar nama baik Megawati dan saya tidak dicemarkan, dan agar tidak mencemarkan nama baik pejabat Indonesia lainnya. Kita ingin dengar langsung dari Australia," kata SBY.
Dia juga meminta agar pemerintahan Tony Abbott mengungkap sejelas mungkin para pejabat yang terlibat, baik di Australia maupun di Indonesia. "Jika ada elemen dari Indonesia misalnya, siapa yang terlibat, tolong dibongkar, ditunjuk dan diusut siapa orang itu. Kalau dianggap melanggar hukum, kasus apa? Kalau memang ada, bekerja samalah dengan KPK Indonesia," lanjut SBY lagi.
SBY juga berharap pemerintah Australia tidak mengeluarkan kebijakan atau pernyataan yang menimbulkan kecurigaan atau tuduhan terhadap pihak luar. Dia menegaskan, pemberantasan korupsi sendiri telah jadi agenda utama pemerintahannya.
"Indonesia sekarang tengah melaksanakan kampanye pemberantasan korupsi yang agresif. Jadi kalau ada yang dianggap terlibat, ungkap dan usut serta proses secara hukum. Yang terpenting, sebutkan siapa," ujar SBY.
Baca Juga :
Terpopuler: Pelaku Penyiram Air Keras hingga Roberto Mancini Kagumi 4 Pemain Timnas Indonesia U-23
Keuntungan Miliki Properti, Proses KPR dari Bank Terbesar di Indonesia Lebih Mudah
Properti dapat menghasilkan pendapatan pasif melalui penyewaan. Jika Anda memiliki rumah, apartemen, atau bangunan komersial, Anda dapat menyewakannya kepada orang lain .
VIVA.co.id
7 Mei 2024
Baca Juga :