Sebelas Daerah Rawan Longsor di Gunungkidul dan Magetan

Sebelas Daerah Rawan Longsor di Gunungkidul dan Magetan
Sumber :
VIVAnews
Romantis Banget, Ini Kalimat yang Diucap Thariq Halilintar Saat Lamar Aaliyah Massaid
- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Kabupaten Magetan, Jawa Timur, mewaspadai kecamatan-kecamatan yang rawan bencana tanah longsor.

Pegawai Kemenhub Dipolisikan Istri Gara-gara Injak Al-Quran

Di Gunungkidul ada tujuh kecamatan yang masuk zona merah bencana itu, yaitu Patuk, Gedangsari, Nglipar, Semin, Ngawen, Ponjong, dan Purwosari. Sementara itu, Magetan ada empat kecamatan, yakni Poncol, Plaosan, Parang, dan Sidorejo.
Janji Pemain Asing Persib Jelang Lawan Bali United


Menurut Kepala Pelaksana BPBD Gunungkidul, Budhi Harjo, tujuh kecamatan di Gunungkidul yang rawan longsor itu berada di jalur pegunungan Batur. Saat musim hujan, kawasan itu memang berpotensi mudah tergerus air.

Selain itu, kata Budhi, ada daerah yang rawan terjadi pohon tumbang di sepanjang jalan utama di Kabupaten Gunungkidul, seperti hutan Tleseh di jalur Yogyakarta-Wonosari, Wonosari-Playen, dan Panggang-Wonosari.

BPBD siap memfasilitasi upaya penebangan, karena sekarang sudah menyiapkan beberapa peralatan gergaji mesin. Namun, karena peralatan dan personel terbatas, perlu kerja sama semua pihak untuk antisipasi.

"Peran instansi terkait diperlukan agar pohon tumbang tidak terjadi di jalur tersebut," kata Budhi di Gunungkidul, Kamis, 13 November 2014.

Di Magetan, musim hujan belum mencapai puncak. Tapi, longsor sudah terjadi di ruas jalan menuju Telaga Sarangan, tepatnya di Desa Ngerong, Kecamatan Plaosan. “Tahun-tahun sebelumnya, daerah tersebut sering terjadi longsor,” kata  Kepala BPBD Kabupaten Magetan, Agung Lewis.

Di Kecamatan Poncol, tujuh dari delapan desa memang tergolong rawan longsor. Tanah di daerah itu tidak labil, tapi gembur, sehingga tergerus air sedikit saja sudah dapat menyebabkan longsor.

Longsor sepanjang sekitar sepuluh meter di ruas jalan menuju Telaga Sarangan, menurut Agung, terjadi akibat air hujan masuk ke sisi dalam talud, dan tidak bisa menahan air, sehingga terjadi longsor ke arah pertanian warga.

Puting beliung

Bencana alam lain yang sering melanda Kabupaten Magetan adalah puting beliung atau udara yang bergerak dengan cepat dan bertekanan tinggi. Ada empat kecamatan yang rawan, yaitu Panekan, Sukomoro, Bendo, dan Takeran. Satu kecamatan, yaitu Kertoharjo, masuk dalam rawan banjir.

“Tapi, sebenarnya yang sering terjadi adalah banjir genangan, yang berasal dari sungai Bengawan Madiun, saat air Bengawan Madiun tidak bisa masuk ke arus sungai Bengawan Solo,” ujar Agung.

Diperlukan kecepatan dalam menangani bencana agar tidak timbul korban. BPBD Magetan telah menempatkan tim SAR di tiap kecamatan yang rawan. “Khususnya rawan longsor, kami juga siapkan pos pemantau, sehingga jika diperlukan, bisa sesegera mungkin tim SAR dan anggota BPBD datang ke lokasi kejadian,” katanya. (art)
Direktur Utama BPJS Kesehatan Ghufron Mukti rilis buku terbaru

Kupas Tuntas Dinamika Perjalanan JKN, Dirut BPJS Kesehatan Rilis Buku Terbaru

Dirut BPJS Kesehatan meluncurkan dua buah buku. Yang pertama berjudul “Roso Telo Dadi Duren, Biyen Gelo Saiki Keren: Catatan 10 Tahun Perjalanan BPJS Kesehatan”.

img_title
VIVA.co.id
17 Mei 2024