Keluarga Penumpang AirAsia Tanya Soal Asuransi ke Risma

Risma Siapkan Data Warga Surabaya Penumpang AirAsia
Sumber :
  • Mohammad Zumrotul Abidin/Surabaya

VIVAnews - Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, telah menerima banyak titipan pertanyaan dari keluarga korban jatuhnya pesawat Air Asia QZ8501. Terutama pertanyaan mengenai klaim asuransi.

Setahun Tragedi AirAsia QZ8501 Diperingati di Surabaya

"Saya sudah kirim surat (ke OJK) karena saya diminta tolong oleh keluarga korban bagaimana posisi tabungan, deposito, saham, asuransi, selain asuransi penerbangan," kata Risma di Menara Merdeka, Jakarta, Jumat 9 Januari 2015.

Surat itu dilayangkan ke OJK, namun ternyata belum sampai sehingga dia harus kembali mengirim fax pada 12 Januari 2015. Sejumlah pertanyaan keluarga korban itu, kata Risma, harus dia tanyakan kepada OJK karena pemerintah kota tak bisa menjelaskan mengenai klaim asuransi tersebut.

Airbus Juga Bersalah pada Jatuhnya AirAsia QZ8501

"Pada dasarnya keluarga ada beberapa pertanyaan. Saya dibantu menjawab karena kami pemkot awam soal permasalahan, klaim asuransi dan bagaimana proses di perbankan dan asuransi lainnya," ujarnya.

Namun, dari pemerintah kota sendiri, kata Risma, sudah menyiapkan beberapa langkah untuk memberikan kemudahan data-data administrasi.

Terungkap Misteri Jatuhnya AirAsia QZ8501

"Kami harus yakinkan bahwa dokumen itu diterima oleh keluarga yang berhak. Jangan sampai ada masalah lagi di balik itu semua," ujarnya.

Menurut Risma, beberapa pertanyaan dari keluarga penumpang itu misalnya bagaimana asuransi jika ada keluarga mereka yang selamat, namun cacat. Kemudian, bagaimana jika penumpang itu dinyatakan hilang dan tidak ditemukan.

"Saat ini hari yang ke-13, kami tidak tahu sampai kapan pencarian dilakukan, itu salah satu pertanyaan dari keluarga. Tetapi, keluarga tetap berharap itu bisa terus ditindaklanjuti. Dicari," ujar dia.

Bahkan, kata Risma, ada satu kasus yang harus dihadapi. Di mana ada dua anak yang yatim piatu karena kedua orangtuanya tewas dalam kecelakaan itu.

"Itu bagaimana proses biaya pendidikan selanjutnya. Itu yang ditanyakan, yang dititipkan ke kami," ujar Risma.

Menurut Risma, harus ada yang bisa menjelaskan kepada keluarga penumpang mengenai klaim asuransi itu. Apalagi, ada kesalahpahaman atas pernyataan CEO Air Asia, Tony Fernandes, yang menyatakan bahwa asuransi bisa mencapai Rp2 miliar.

Tetapi, klaim Tony itu ada masalah karena Indonesia ternyata belum meratifikasi Montreal Convention.

"Saya harus bisa menjawab mereka. Mereka berharap gunakan Montreal Convention karena lebih besar (klaim asuransinya)," kata Risma.

Untuk diketahui, Montreal Convention adalah kesepakatan yang mengatur masalah kecelakaan udara. Kesepakatan itu berlaku secara internasional. (one)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya