Pengangkatan Badan AirAsia Terkendala Arus Bawah Laut

Potongan ekor pesawat AirAsia QZ8501 di Laut Jawa
Sumber :
  • ANTARA FOTO/R. Rekotomo
VIVA.co.id
- Proses pengangkatan badan Pesawat AirAsia QZ8501 di Selat Karimata, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah, terkendala arus bawah laut.


Hingga siang ini, Senin, 26 Januari 2015, badan AirAsia QZ8501 belum juga bisa diangkat ke permukaan laut. Badan pesawat sulit diangkat karena arus bawah laut yang cukup kuat.


Sementara itu, berdasarkan data satelit cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jakarta, kondisi di perairan Selat Karimata, Kalimantan Tengah, cerah dan dan berawan. Sehingga upaya pengangkatan badan bisa dilakukan.
DVI Kembali Menerima Potongan Tubuh Penumpang AirAsia


Tiga Jasad AirAsia QZ8501 Tiba di Surabaya
"Cuaca di Pangkalan Bun dari pagi hingga hari cukup bersih, artinya cerah dan berawan," kata Kepala Sub Bidang Cuaca Ekstrem BMKG, Muhammad Fadli, kepada
VIVA.co.id,
Jepang Undang Wakil Indonesia Berbagi Penanganan Bencana
di Kantor BMKG Jakarta, Senin 26 Januari 2015.

Menurut dia, lokasi pencarian korban pesawat AirAsia masih terdapat potensi hujan, terutama di wilayah tenggara. Namun, hujan dalam bentuk titik-titik yang tidak merata dan meluas.


"Kita perkirakan potensi hujan ringan hingga sedang. Menjelang siang dan sore hari masih cukup berpotensi hujan. Namun potensi hujannya tidak lebat, durasinya juga singkat dan ringan," ujarnya.


Fadli menjelaskan, proses evakuasi badan pesawat AirAsia sebaiknya dilalukan pagi hari. "Waktu yang ideal untuk evakuasi pada pagi hari, dan siang menjelang malam. Itu cukup kondusif," katanya.


Ia menambahkan, perkiraan kecepatan arus cukup bervariatif antara 5-50 meter perdetik. Kemudian, kecepatan angin masih normal di Karimata bagian selatan 10-15 knot.


Sedangkan awan kumulonimbus (CB) tidak terlalu berpotensi di lokasi Selat Karimata. Tetapi hanya berbentuk kluster-kluster kecil saja.


"Sejauh ini kendala tidakĀ  terlalu signifikan. Awan CB hanya menjelang siang hingga sore hari," tambahnya.
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya