Kisah Haru Bayi Korban AirAsia Hilang dalam Pelukan Ayahnya

Ekor pesawat AirAsia QZ8501 ditemukan, Rabu (7/1).
Sumber :
  • tvOne

VIVA.co.id - Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Jatim telah memastikan bahwa, bagian tubuh yang dikirim tim SAR dari Majene Sulawesi Barat ke Surabaya adalah bagian tubuh seorang bayi.

Dan diduga bagian tubuh itu bagian dari daftar korban hilang dalam kecelakaan jatuhnya Pesawat AirAsia QZ8501 di Selat Karimata, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah.

"Kami sudah lakukan pemeriksaan pos mortem dan dipastikan body part yang kami terima adalah bagian tubuh bayi," kata Kabid Humas Polda Jatim, Komisaris Besar Polisi Awi Setiyono, kemarin Senin 2 Februari 2015.

Sebenarnya, identitas bayi itu sudah dapat dipastikan. Namun, tim DVI belum dapat merilis identitasnya. Tim DVI beralasan masih membutuhkan waktu untuk mendalami proses pemeriksaan DNA dan rekonsiliasi.

Seperti diketahui, dalam penerbangan AirAsia QZ8501 dari Surabaya menuju Singapura pada Minggu 28 Dsember 2014, hanya ada seorang bayi.
 
Ia adalah bayi perempuan bernama Yuna Park berusia 11 bulan, putri dari pasangan penumpang warga Korea Selatan, Seong Beom Park (37) dan Kyung Hwa Lee (34).

Jika memang bayi itu adalah Yuna, maka dipastikan, seluruh anggota keluarga pasangan Park dan Lee sudah ditemukan dalam operasi pencarian korban AirAsia QZ8501.

Karena, sebelumnya kedua orang tua Yuna sudah ditemukan dan teridentifikasi bahkan sudah dipulangkan ke negerinya.

Kisah keluarga Park dan Lee serta Yuna bisa dikatakan sebagai kisah paling mengharukan dari seluruh rangkaian kisah jatuhnya Pesawat AirAsia QZ8501..

Airbus Juga Bersalah pada Jatuhnya AirAsia QZ8501


Bagimana tidak, kedua orangtua Yuna terlihat masih berusaha menyelamatkan Yuna dengan cara memeluk Yuna dalam pelukan erat sang ayah.

Hal itu terungkap saat tim penyelam TNI AL menemukan jasad ayah dan ibu Yuna di dasar Selat Karimata pada Jumat 9 Januari 2015 lalu.

Saat ditemukan, jasad Park dan Lee dalam kondisi masih duduk di kursi penumpang dan masih terikat sabuk keselamatan.

Tim penyelam melihat jasad Park masih tengah memeluk erat kursi bayi yang diduga tempat terakhir yang diduduki Yuna selama penerbangan dari Bandara Juanda menuju Singapura.

Saat itu, Yuna tidak ditemukan dan tidak ada yang tahu bagaimana nasib Yuna.

Bagian tubuh bayi yang diduga Yuna Park itu, baru bisa ditemukan 24 hari pasca ditemukannya jasad ayah dan bunda Yuna.

Jasad Yuna pun ditemukan dalam jarak yang amat jauh dari lokasi ditemukan jasad Park dan Lee.

Yuna ditemukan di Selat Makasar atau tepatnya di perairan Majene, Sulbar yang jaraknya lebih dari 1.000 notice mile dari lokasi ditemukannya kedua orang tua Yuna di Selat Karimata, Pangkalan Bun, Kalteng.

Sungguh tak disangka, doa dan harapan keluarga besar Park dan Lee untuk bisa menyatukan kembali keluarga kecil itu terkabul, meski Park dan Lee serta bayi Yuna hanya dapat disatukan kembali saat mereka sudah tiada.

Baca juga:



Terungkap Misteri Jatuhnya AirAsia QZ8501
Badan Pesawat AirAsia Tiba di Jakarta

Setahun Tragedi AirAsia QZ8501 Diperingati di Surabaya

CEO AirAsia Group Tony Fernandes diinformasikan menghadiri acara ini.

img_title
VIVA.co.id
28 Desember 2015