- VIVAnews/Muhamad Solihin
VIVA.co.id - Ketegangan antara Komisi Pemberantasan Korupsi dan Kepolisian Negara Republik Indonesia, makin meruncing. Aksi teror menyeruak di masing-masing lembaga.
Publik pun makin dipusingkan dengan masalah ini. Apakah mungkin masalah sepelik ini cuma dikarenakan munculnya Komisaris Jenderal Budi Gunawan di tengah publik? Tentu ini harus dirunut jauh mendalam.
Terlepas dari itu, ada dugaan bahwa konflik antar dua lembaga tinggi negara ini memang terkesan diskenariokan. Belum jelas apa akhir skenario ini.
Berikut lima indikasi kalau konflik ini disengajakan:
1. Penggantian Kapolri secara mendadak oleh Presiden Joko Widodo.
Masa jabatan Jenderal Sutarman sebenarnya masih terbilang lama dan tidak mendesak untuk diganti. Namun tiba-tiba Jokowi menerbitkan instruksi untuk menggantinya. Dan mengajukan calon Kapolri tunggal dengan menunjuk Komjen Budi Gunawan.
Penunjukan ini kontroversial, sebab nama Budi Gunawan sebelumnya memang sudah mendapatkan peringatan khusus dari KPK atas indikasi rekening gendut miliknya
Namun begitu, Jokowi tetap bersikukuh untuk tetap melanjutkan posisi BG sebagai calon Kapolri. Kesengajaan inilah yang kemudian menjadi awal mula perseteruan KPK dan Polri.