Kapal Tongkang Terdampar di Bekasi, Tutup Akses Nelayan

Kapal tongkang terdampar di Bekasi
Sumber :
  • Vivanews/Erik Hamzah
VIVA.co.id -
Kapal yang Kandas di Riau Dipastikan Tidak Bawa Nuklir
Kapal tongkang milik PT Buana Benua Shipping, pengangkut batubara dengan bobot 2 ribu ton, terdampar di Kampung Muarajaya, Desa Pantai Mekar, Muaragembong, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Ombak Tinggi, Kapal Rute Surabaya-Ende Terdampar di Bali

Kapal dengan nama 'Golden Way 2305' dari Batam, yang sedang bersandar di Cilincing, Jakarta Utara, itu terkena hempasan ombak. Tali jangkarnya putus dan terbawa arus hingga terdampar di Kampung Muarajaya.
Dihajar Gelombang, Dua Kapal Tanker Terdampar di Pangandaran


Selama 20 hari sejak 1 Februari 2015, kapal tongkang sempat menutup akses kapal nelayan yang akan ke laut Muaragembong, melewati sungai Citarum. Sungai Citarum merupakan akses satu-satunya bagi nelayan Kampung Muarajaya. Jika akses tertutup, maka tidak ada akses lain untuk nelayan.

Sukana (40 tahun) Ketua Kelompok Nelayan Kampung Muarajaya mengatakan, selama kapal menutup akses ke laut, penghasilan dia dan mayoritas warga menurun drastis.


"Kalau mau dievakuasi silahkan, tapi harus ada kompensasi dari pemilik kapal. Sebab, selama 20 hari, nelayan tidak bisa melaut sama sekali," katanya, Sabtu 21 Februari 2015.


Sukana, yang mengaku sudah melaut sejak masih SD, mengaku biasanya sehari bisa mendapatkan penghasilan Rp1 juta dari satu kapal nelayan jaring yang berisi 5 orang.


"Sudah 20 hari, saya dan rekan nelayan lainnya, tidak ada pemasukan sama sekali. Untuk kebutuhan sehari-hari, saya mengandalkan tabungan dan hutangan ke warung," katanya.


Akses melaut sejak 1 Februari 2015 tertutup total oleh kapal tongkang. Namun, sejak pukul 08.00 WIB, Sabtu pagi tadi, kapal tongkang bisa sedikit ditarik dan membuat akses kapal nelayan terbuka.


"Jam 08.00 WIB pagi tadi baru kebuka. Didorong masyarakat dengan alat berat takal. Takal itu sejenis kapal derek, yang disewa oleh masyarakat dengan cara urunan. Ini juga cuma dikit kedorongnya," katanya.


Rencananya, Sabtu petang ini, Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pujiastuti, dan anggota DPR, Rieke Dyah Pitaloka, akan mengunjungi masyarakat nelayan di Kampung Muarajaya.


"Saya berharap Bu Menteri dan Bu Rieke, bisa membantu masyarakat untuk mendapatkan kompensasi. Kasihan, hutang para nelayan sudah numpuk di warung," katanya.


Sadam Hasan (23), tim advokasi dari Mahasiswa Unisma Bekasi mengatakan, ada 236 Kepala Keluarga yang aksesnya mencari ikan terhalang kapal tongkang selama 20 hari.


"Harapan mereka agar pemilik kapal bisa membayar kompensasi untuk nelayan," katanya.


Sejak kapal tongkang terdampar, sudah ada pihak dari Pemerintah Kabupaten Bekasi dan Komisi C DPRD Kabupaten Bekasi, yang datang. Namun, sejauh ini tidak ada tindakan nyata untuk membantu agar pemiliknya segera mengevakuasi kapalnya.


"Belum ada tindakan nyata. Ini akses baru kebuka sedikit, khawatirnya kalau air pasang kapal
ngegeser
lagi dan menutup akses," katanya.


Sebelumnya, lanjut Sadam, sudah ada perwakilan dari PT Buana Benua Shipping, yang datang menemui nelayan. "Katanya disuruh narik kapal sama perusahaannya. Tapi, nama kapal yang akan ditarik beda dengan kapal yang terdampar di sini," katanya.


"Suratnya menyebutkan, Golden Way 2309. Padahal, yang di sini Golden Way 2305," lanjutnya.


Berdasarkan keterangan warga, ada dua kapal tongkang yang terdampar. Satu di Kampung Muarajaya dan satu lagi di Kali CBL.


"Kalau yang di CBL belum ditarik juga, tapi itu
nggak
nutup akses nelayan. Saya juga
nggak
tahu, apakah yang di CBL itu Golden Way 2309 atau bukan," kata Sadam. (one)


Baca juga:

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya