- iStock
VIVA.co.id - Tim dokter Rumah Sakit Ulin Banjarmasin dan Rumah Sakit Dokter Soetomo Surabaya belum bisa memastikan kapan operasi pemisahan terhadap bayi kembar siam asal kabupaten Barito Kuala Kalimantan Selatan dilakukan.
Bayi kembar siam tersebut secara makro memiliki perbedaan yang mencolok dibanding bayi kembar siam pada umumnya yang pernah ditangani tim dokter RS itu.
Tujuh orang dokter ahli dari rumah sakit dokter Soetomo Surabaya melakukan pertemuan dengan sejumlah dokter dari rumah sakit Ulin Banjarmasin, Rabu kemarin.
Dari pertemuan disimpulkan bahwa tim dokter belum bisa memastikan kapan operasi pemisahan bayi kembar siam berjenis kelamin perempuan tersebut dilakukan.
"Saat ini yang bisa dilakukan adalah optimalisasi kondisi kesehatannya," kata Ari Yunanto, Ketua Tim Dokter RS Ulin.
Menurut Ari, untuk tindakan operasi pemisahan minimal berumur 6 bulan dengan bobot bayi antara 8 sampai 10 kilogram.
Secara makro, bayi kembar siam ini memiliki perbedaan yang mencolok dibanding bayi kembar siam pada umumnya yang pernah ditangani rumah sakit dokter soetomo Surabaya.
Bayi kembar siam anak kedua dari pasangan Zubaidi dan Raihana, warga desa Rantau Badauh, Barito Kuala tersebut lahir sepekan lalu dengan kondisi dempet di dada hingga bawah perut.
Bayi perempuan dengan bobot 4 kilo gram ini memiliki satu tali pusar dan satu anus, dua kelamin dempet, dua jantung dan dua hati yang menyatu serta tiga kaki. Sedangkan kedua tangan dan jari-jarinya lengkap.
Yedi Yulistiadi/Banjarmasin Kalimantan Selatan.
Baca juga: