Integrasi Kolam dan Ladang, Hindari Kekeringan

VIVA.co.id - Pola integrasi lahan pertanian dan kolam ikan yang diterapkan petani di Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta, terbukti  memiliki banyak keunggulan. Selain mampu menambah pendapatan, pola ini bisa menghindari petani dari ancaman kekeringan saat musim kemarau tiba.

"Saat musim hujan tiba, air ditampung di kolam yang ada di lahan pertanian. Ketika musim kemarau tiba air di kolam bisa dimanfaatkan untuk irigasi lahan pertanian," kata salah seorang petani setempat, Lagiyo, Senin 23 Maret 2015.

Menurutnya, melalui pola terpadu ini, ia bisa menambah pendapatan tambahan sembari menunggu masa panen dari lahan pertanian yang dikelolanya. Selama ini, dari hasil kolam yang ditanamnya dengan ikan jenis Bawal dan Nila dan sejumlah jenis lainnya, mampu menopang pendapatan yang cukup menjanjikan.

"Tinggal antisipasi dari kemungkinan hewan pemangsa ikan. Yang jelas, sistem terpadu ini memang menguntungkan," kata Lagiyo.

Petani lainnya, Hartoyo mengaku, ketika menerapkan sistem integrasi kolam dan lahan pertanian tersebut, dalam sekali panen ikan selama tiga bulan pemeliharaan, ia mampu meraup pendapatan hingga Rp500 ribu. "Terakhir saya menjual ikan di pemancingan harganya Rp450 ribu," katanya

Awalnya, cerita Hartoyo, kolam miliknya hanya dijadikan tandon air, namun setelah mendapatkan bantuan bibit dari pemerintah sebagian besar masyarakat menabur benih ikan dalam kolam. Kolam diletakkan di pinggir ladang sehingga memudahkan dalam pengambilan air. Saat musim kemarau diisi air yang berasal dari sumur bor.

"Kolam fungsi utamanya untuk pengairan, sampingannya untuk memelihara ikan. Hasilnya pun cukup memuaskan bisa menambah penghasilan," tuturnya.

![vivamore=" Baca Juga :"]

Halaman Selanjutnya