Kisah Tragis Dua Pendaki Terbujur Kaku Ditelan Kabut Sindoro

Gunung Sindoro
Sumber :
  • @sindoro_sumbing

VIVA.co.id - Pesona keindahan alam Gunung Sindoro memikat banyak pendaki dan pecinta alam untuk rela berjuang hanya demi dapat menikmati semuanya itu.

Namun kadang, banyak yang lupa bahwa Sindoro tetaplah ancaman bagi mereka yang menyepelekan dan berlaku sombong.

Hukum alam tak tertulis berlaku di gunung yang terletak di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah ini.

Tak peduli itu siapa, jika mereka ceroboh dan tak memiliki niat kuat, serta
pengalaman yang mumpuni, kesunyian alam Sindoro kapan saja siap memberikan jawaban.

Jawaban dari ancaman itu terkuak dalam kisah ditemukannya dua jasad pendaki dalam beberapa hari ini.

Kedua jasad itu ditemukan dalam sebuah operasi pencarian dan penyelamatan seorang mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Kalijaga, Yogyakarta, bernama Ahmad Zaenuri yang hilang dalam pendakian bersama enam rekannya pada Kamis 2 April 2015.

Semua berawal dari operasi penyisiran selama hampir dua pekan yang dilaksanakan tim SAR gabungan dari berbagai unsur dan kelompok pecinta alam.

"Ini operasi SAR terbesar dan terlama dalam sejarah pendaki hilang di Gunung Sindoro," kata Upin, koordinator SAR pecinta alam Gunung Sindoro (Grasindo) kepada VIVA.co.id, Kamis 16 April 2015.

Dalam pencarian Zaenuri, ratusan anggota tim SAR yang dipecah dalam beberapa Search Rescue Unit (SRU) hanya untuk menyisir habis Gunung Sindoro dari kaki gunung hingga ke puncak.

Tak mudah bagi tim SAR menemukan Zaenuri, karena cuaca dan medan di Sindoro cukup menantang dan berbahaya.

Puncaknya, pada hari ke-tujuh operasi, tim SAR dari Basarnas menutup secara resmi operasi pencarian.

Namun, karena tekad dan rasa persaudaraan yang kuat, para pecinta alam dari berbagai wilayah melanjutkan pencarian dengan menggelar operasi pemantauan.

"Operasi kami lanjutan dengan operasi pemantauan dan kami bertekad menggelar operasi ini sampai survivor ditemukan, kapan pun itu," ujar Upin.

Tanpa kenal lelah, lebih dari 50 anggota SAR gabungan terus menelusuri setapak demi setapak hutan Sindoro.

Selanjutnya Kerangka Pendaki Misterius...

Mengenal Dickmorphia, Istilah Bagi Kaum Pria yang Khawatir dengan Ukuran Penis Kecil


Kerangka pendaki misterius

Di tengah kelelahan yang mulai mendera, pada Senin 13 April 2015, tiba-tiba tim SAR menemukan sesosok jasad di sebelah timur puncak Sindoro.

"Jasad ditemukan dalam kondisi sudah berupa kerangka dan hanya tersisa daging di bagian kakinya," kata Upin.

Tim SAR sadar, jasad pria yang mereka temukan itu bukanlah Zaenuri, pendaki yang hilang dan tengah mereka cari itu.

Karena secara teori, tak mungkin jasad survivor sudah menjadi kerangka hanya dalam tempo waktu 11 hari dari waktu dikabarkan hilang.

"Tim SAR tetap mengevakuasi jasad itu, meski kami sadar itu bukan survivor yang kami cari," tutur Upin.

Tak ada yang tahu, jasad siapakah yang sempat abadi di puncak gunung berketinggian 3.150 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu.

Tim SAR menduga, jasad pria itu adalah jasad pendaki yang tewas, karena kedinginan disapu kabut Sindoro. "Selama beberapa bulan ini yang kami ketahui, tidak ada laporan pendaki, atau warga yang hilang di Sindoro," kata Upin.

Jasad misterius itu pun akhirnya dievakuasi ke kamar jenazah Rumah Sakit Umum (RSU) Temanggung menanti ada keluarga yang mengenali dirinya.

2 Pria yang Buat Remaja Perempuan 16 Tahun Tewas di Hotel Jaksel Terancam 20 Tahun Bui

Selanjutnya Zaenuri Ditemukan Tak Bernyawa...


Zaenuri ditemukan tak bernyawa

Strategi demi strategi diatur pada malam sebelum operasi dimulai, tim SAR dibagi dalam SRU-SRU dengan bidikan daerah pencarian di zona yang belum pernah terjamah manusia dan sama sekali belum sempat tersisir tim SAR.

Jerih payah tim SAR akhirnya terbayarkan, dengan ditemukannya orang yang selama dicari. Pada Rabu 15 April 2015, atau tepat dua pekan dari dikabarkan hilang dalam pendakian menuju puncak Sindoro.

Ahmad Zaenuri akhirnya berhasil ditemukan pada koordinat 7.18.00.2 LS dan 110.00.53 BT, atau telah melenceng jauh dari titik terakhir hilangnya survivor yakni di sekitar pos 4.

Sayangnya, Zaenuri tak dapat bertahan, ia tiada sebelum sempat ditemukan tim SAR.  Kondisi jasadnya pun telah membeku diterpa dinginnya hawa Sindoro.

"Survivor ditemukan meninggal dunia oleh tim SRU 2 tim SAR MDMC sekitar pukul 11.45 WIB," kata Upin.

Tim SAR hanya memperkirakan, Zaenuri meninggal karena kelaparan dan kedinginan, setelah lebih dari 10 hilang tanpa membawa bekal makanan dan minuman apa pun.

Jasad Zaenuri dievakuasi ke Posko SAR Sindoro untuk kemudian dibawa dan dikebumikan di kampung halamannya di Klaten, Jawa Tengah.

Netizen Korea Selatan Ingin Orang Ini Mundur Usai Kalah dari Indonesia U-23

Selanjutnya Kisah Zaenuri Hilang Ditelan Kabut Putih...



Kisah Zaenuri hilang ditelan kabut putih

Hari itu mungkin hari yang paling buruk dalam sejarah perjalanan hidup seorang mahasiswa UIN Kalijaga, Yogyakarta, bernama Zaenuri Ahmad. Di Kamis siang, 2 April 2015 itu, ia tersesat dan hilang, setelah ditelan kabut putih Gunung Sindoro.

Semua musibah itu berawal dari rasa penasaran Zaenuri untuk dapat menaklukkan puncak Sindoro

Ia pun nekat melakukan pendakian ke puncak gunung bersama tiga dari enam temannya yang ikut dalam pendaki ke gunung yang terletak di Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah itu.

"Korban rekannya tiba di pos 2 atau padang edelweis, tetapi hanya korban tiga temannya yang akan menuju puncak sedangkan tiga temannya lainnya memilih bertahan di pos 2 untuk menjaga barang yang ditinggalkan," papar Upin.

Korban dan ketiga temannya mengatur jarak pendakian ke puncak dengan dibagi dalam tiga waktu pendakian berbeda, satu teman berjalan di depan dengan jarak lima menit, disusul dua temannya yakni seorang pria dan wanita dengan jarak yang sama.

"Korban berada di urutan kedua melakukan pendakian, jarak lima menit itu paling tidak jauh, sekitar 30 meter, jadi mereka dapat saling melihat," ujar Upin.

Saat korban tiba di pos 4, tiba-tiba saja kabut putih datang menerjang dan menghalangi pandangan mereka.

"Menurut cerita yang dua temannya di bawah korban, saat kabut datang mereka memilih berhenti sedangkan korban sudah mulai tidak terlihat karena terhalang kabut," ungkap Upin.

Saat kabut mulai sirna tersapu angin dingin Gunung Sindoro, korban tak lagi terlihat, ia bagaikan lenyap bersama hilangnya kabut.

Kedua teman korban awalnya mengira korban sudah meneruskan pendakian ke puncak. Tapi sesampai di puncak, kedua teman korban terkejut karena Zaenuri tidak ada di puncak.

"Jadi, hanya ada teman mereka yang pertama di puncak, sampai akhirnya ketiga memutuskan mencari korban di kawasan puncak dan juga ke pos 4," kata Upin menceritakan.

Hingga akhirnya, ketiga teman Zaenuri memutuskan untuk turun ke pos 2 untuk bergabung dengan dua rekannya yang setia menunggu.

Mereka akhirnya memutuskan melaporkan peristiwa itu ke pos pendakian Sindoro. "Sampai akhirnya diputuskan untuk melakukan pencarian korban," kata Upin. (asp)

![vivamore="
Baca Juga Kisah Terfavorit Ini
:"]





[/vivamore]
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya