Siapa Penulis Pidato Jokowi, Publik Diminta Tak Ribut

Presiden Joko Widodo menyampaikan sejumlah isu dalam KTT Rusia-ASEAN di Sochi
Sumber :
  • REUTERS/Damir Sagolj

VIVA.co.id - Ketua Sekretariat Nasional (Seknas) Jokowi, Muhammad Yamin, menegaskan publik tak perlu meributkan siapa penulis naskah pidato yang dibacakan Presiden Jokowi dalam pembukaan Konferensi Asia-Afrika (KAA) 2015 di Jakarta Convention Center (JCC) Rabu, 22 April 2015 kemarin.

VIDEO: Megawati di Barisan Depan Saat Napak Tilas KAA

Isi pidato yang dibawakan mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut sukses mendapat sambutan meriah dari peserta KAA yang hadir dan masyarakat luas.

"Saya kira pidato Jokowi kemarin senafas dengan pidato Bung Karno tahun 1955, spirit 55 adalah pembebasan, kemerdekaan. Waktu itu kan belum semua Asia Afrika merdeka dan kali ini, posisinya Palestina juga demikian," ujar Yamin, di kawasan Kuningan, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, Kamis, 23 April 2015.

Yamin juga menyarankan kepada seluruh lapisan masyarakat untuk menyikapinya dengan dewasa, tanpa perlu bertanya dan mencari tahu siapa penulis pidato presiden tersebut.

Menurutnya, semua presiden pasti sama dengan Jokowi yakni mempunya tim penulis pidato, sama seperti pidato Soekarno yang disampaikan dalam KAA pertama kali tahun 1955 silam.

Dia meminta kepada segenap pembantu Presiden untuk tidak merecoki dengan langkah kekanak-kanakan, dengan mengungkit-ungkit siapa yang membuat pidato tersebut.

"Saya rasa itu tidak perlu, hentikan sikap itu, bekerja profesional bukan untuk mengambil popularitas seperti seorang pecundang," tuturnya.

Tak ketinggalan, dia juga mengkritik penyelenggaraan KAA ke-60 kali ini. Ia menuturkan bahwa semarak forum internasional seperti KAA masih kalah ramai dibanding forum lainnya. Selain itu, tidak ada satupun foto mantan Presiden Soekarno yang dipasang, sebagai Bapak Bangsa dan penggagas KAA yang pidatonya sangat menggelegar dan dihormati semua bangsa.

"Tidak ramai, bisa dilihat tidak ada baliho atau umbul-umbul, harusnya kita juga tetap hargai Soekarno lah, jangan terjebak oleh Orde Baru yang kencang menutup Soekarno," katanya.

Senada dengan Yamin, pengamat politik Karyono Wibisono menuturkan bahwa isu tentang siapa yang menulis pidato tersebut sengaja dibuat oleh oposisi yang tidak ingin citra Indonesia di mata Internasional lebih baik. Menurutnya, lewat pidato Presiden Jokowi tersebut mantan Walikota Solo itu ingin menunjukkan bahwa Indonesia sebagai bangsa yang besar.

"Jokowi itu Soekarno kecil, sosok Jokowi dan Soekarno memang berbeda, konteksnya juga berbeda, tetapi secara substansi sama dengan pidato Soekarno tahun 1955 silam," ujarnya.

Ia menambahkan, dalam pidatonya tersebut Jokowi ingin membuktikan janjinya, yakni ingin memerdekakan Palestina. Karenanya, ia ingin membuktikan apa yang pernah ia janjikan dan apa yang ia sampaikan serta lakukan masih dalam on the track, layaknya isi pidato Soekarno tahun 1955 silam.

Ini Jalur yang Akan Ditutup Besok
Ribuan Payung Hiasi Jalan Otista Bandung

KAA Usai, Bandung Masih Euforia

Para warga bersama keluarga berfoto di sekitar Gedung Merdeka.

img_title
VIVA.co.id
26 April 2015