Sumber :
- istimewa/Ochi April
VIVA.co.id
- Calon suami Wina Lia, perempuan asal Sleman yang pernah heboh mengiklankan jual rumah bonus istri, Redi Eko Saputra, ternyata suka menggombali wanita. Salah satunya kepada Endang Titin Wapriyustia yang saat ini masih menjadi istri sah Redi.
Saat merayu Titin untuk dinikahi, Redi yang mengaku sebagai pegawai bank BUMN itu berjanji akan membelikan rumah mewah, mengajak umrah, membelikan mobil bagi anak-anaknya. Karenanya, dia jatuh hati termakan manis oleh bujuk rayu.
Hanya saja janji tersebut hingga saat ini tak terwujud alias omong kosong. “Sampai sekarang janji itu belum ada yang terealisasi,” ujar Titin di Solo, Rabu, 20 Mei 2015.
Cukupi kebutuhan hidup
![Halaman Selanjutnya]( "Halaman Selanjutnya")
Baca Juga :
Menanti Pintu Gerbang Dunia di Kulonprogo
Baca Juga :
Perempuan Bernama Y Kini Kuliah di UNY
Saat merayu Titin untuk dinikahi, Redi yang mengaku sebagai pegawai bank BUMN itu berjanji akan membelikan rumah mewah, mengajak umrah, membelikan mobil bagi anak-anaknya. Karenanya, dia jatuh hati termakan manis oleh bujuk rayu.
Hanya saja janji tersebut hingga saat ini tak terwujud alias omong kosong. “Sampai sekarang janji itu belum ada yang terealisasi,” ujar Titin di Solo, Rabu, 20 Mei 2015.
Bahkan, sejak mengucap janji sebagai pasangan suami istri pada 8 Maret 2014 di KUA Banjarsari, Titi mengaku tidak pernah diberi uang belanja bulanan. Untung saja, sang istri memiliki usaha salon sehingga bisa untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya.
"Pak Redi itu pernah
ngasih
uang sebesar Rp10 juta untuk biaya nikah dan biaya resepsi. Terus Lebaran kemarin
ngasih
uang Rp300 ribu untuk anak saya. Namun untuk uang belanja tidak pernah," katanya.
Lantas, munculnya kabar soal Redi yang akan meminang Wina Lia sebagai calon istrinya, Titin pun merasa kaget dan terkejut. Sebab, hingga saat ini dia masih sebagai istri sah karyawan bank milik BUMN tersebut. Bahkan, ia beberapa kali mencoba menelepon sang suaminya untuk meminta klarifikasi, namun teleponnya tidak pernah diangkat.
"Setiap kali saya kontak,
nggak
pernah diangkat. Saya kirim SMS bilang mau tak telepon juga selalu menghindar. Kalau pun saya telepon dan
nyambung
tetap saja tak diangkat," katanya.
Titin mengaku hanya minta kejelasan soal nasib sebagai istri sah Redi. Bahkan, janji-janji manis yang diucapkan Redi ketika akan menikahinya hingga kini tak pernah terwujud. "Saya itu cuma minta penjelasannya saja," katanya.
Cukupi kebutuhan hidup
Kepada Wina Lia, Redi mengaku sebagai seorang pegawai BUMN asal Lampung. "Dia duda Magister Ekonomi, anak satu dan sekarang sedang kuliah di Jogja," kata Lia, sapaan Wina Lia.
Lia menuturkan perkenalan dengan Redi terbilang unik. "Waktu pertama Pak Redi telepon saya sempat saya marahi. Wong telepon kok tengah malam. Katanya dia dapat nomor telepon saya dari anak buahnya," tuturnya.
Setelah dimarahi, Redi tak patah semangat. Keesokan harinya usai dimarahi, Redi mengirim pesan pendek yang isinya meminta maaf sekaligus memperkenalkan diri.
"Malamnya saya kemudian telepon Pak Redi. Dia kaget kok setelah marah-marah saya telepon. Sejak itu kami rajin berkomunikasi," katanya.
Menurut Wina Lia, dia tersentuh dan simpati dengan Redi saat meminta tidak menjual rumahnya. "Katanya rumah saya jangan dijual, semua kebutuhan ekonomi akan dipenuhi oleh Pak Redi. Bahkan, dia yang berencana menjual rumahnya dan pindah ke Jogja," tutur Lia.
Selain dibuai dengan janji itu, Lia juga mengaku akan diajak umrah bersama.
Wina Lia membuat heboh di media sosial dengan iklan fenomenalnya. Dibantu seorang agen properti independen, Dian, membuat iklan fenomenal untuk membantu menjual rumah Wina dengan kalimat "Penawaran Langka Abad Ini!!! Beli rumahnya bisa mengajak pemiliknya menikah (syarat dan ketentuan berlaku) hanya untuk pembeli serius dan tanpa nego".
Iklan ini disebar melalui fasilitas pesan singkat, BlackBerry Messenger, WhatsApp, Facebook, dan Twitter. Rumah di Randugunting, Tamanmartani, Kalasan, Sleman, Yogyakarta, tersebut dibanderol hingga Rp1 miliar.
Halaman Selanjutnya
Bahkan, sejak mengucap janji sebagai pasangan suami istri pada 8 Maret 2014 di KUA Banjarsari, Titi mengaku tidak pernah diberi uang belanja bulanan. Untung saja, sang istri memiliki usaha salon sehingga bisa untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya.
