Kisah Heroik Penyelamatan Pendaki di Kawah Gunung Mematikan

Pendaki Merapi
Sumber :
  • @bpptkg

VIVA.co.id - Sore itu, Sabtu 16 Mei 2015, jarum jam menunjukkan pukul 18.00 WIB, seorang pria bertubuh kurus, tinggi, dan kekar terlihat memegang telepon genggam serta membaca pesan singkat yang diterimanya.

Kalimat demi kalimat dalam pesan singkat itu dibacanya dan tanpa banyak bicara, pria bernama Endro Sambodo itu pun bergegas mengenakan baju berwarna oranye bertuliskan SAR DIY serta bergerak menuju pos utama Taman Nasional Gunung Merapi.

"Informasi dari Mas Eko, ada orang jatuh ke dasar kawah Merapi," kata Endro kepada VIVA.co.id, Rabu 20 Mei 2015.

Di pos itu terlihat sudah dipadati beberapa pria yang juga mengenakan pakaian berwarna orange lengkap dengan peralatan pendakian.

Setelah terjadi perbincangan serius selama beberapa saat, sekelompok pria berbaju orange dan juga Endro mulai bergerak mendaki gunung teraktif di Pulau Jawa itu.

Tujuan mereka adalah mencari dan menyelamatkan seorang pendaki bernama Erri Yunanto yang dikabarkan jatuh saat hendak menuruni puncak tertinggi Gunung Merapi.

Dalam hitungan jam, kelompok penyelamat gabungan itu sampai di Pasar Bubrah, sebuah pos pendakian terakhir sebelum menuju ke puncak Merapi.

Di tempat itu, tim penyelamat beristirahat sembari berdiskusi dan berkoordinasi dengan tim penyelamat yang berada di pos utama taman nasional.

"Kami berkoordinasi memberitahukan kondisi di sana, cara penanganan, pencegahan dalam penyelamatan survivor," kata Endro.

Dalam kondisi masih lelah, setelah dirasa cukup beristirahat, tepat pukul 03.00 WIB Minggu dinihari, 17 Mei 2015, tim penyelamat itu pun bergerak menuju puncak Merapi. "Kami naik untuk memulai operasi," cerita Endro.

Mentari mulai menyinari puncak Merapi, sesekali terlihat asap sulfatara menyembur dari kawah panas dan tim penyelamat mulai menapakkan kaki mereka di bibir kawah puncak Merapi.

"Saat itu cuaca cukup cerah dan suhu sekitar survivor mencapai 150 derajat," ujar Endro.

Selama berada di bibir kawah, tak henti-henti tim penyelamat melakukan pembicaraan melalui radio komunikasi dengan tim SAR di pos utama.

Tim penyelamat mulai menajamkan pandangan menembus pekatnya asap sulfatara di tengah terik matahari yang mulai meninggi.

"Jam 10.00 WIB, tim fotografi UGM naik dan menerjunkan drone untuk mencari survivor, tapi terjadi turbulensi dan sempat mau hilang," kata Endro mengisahkan.

Namun, dari kamera di drone UGM berhasil terlihat sebuah objek yang diduga survivor yang jatuh di dalam kawah.

Dengan terlihatnya objek, tim penyelamat mulai menerjunkan tim khusus vertical rescue yang dinilai memiliki kemampuan untuk melakukan penyelamatan di medan tegak.

"Tim vertical rescue yang terdiri atas saya, Bakat Setyawan alias Lahar, Andry Suzanto, Muchsin, Rahmadiono, dan Ridho naik ke puncak untuk membuat instalasi. Tapi sayang, hampir tidak ada, yang ada hanya batuan lepas," katanya.

Akhirnya enam orang pemberani itu pun membuat instalasi menggunakan alat bor yang dikuatkan dengan baut di bebatuan lunak sekitar Puncak Garuda.

"Kondisinya, lerengan ke luar 60 derajat, yang ke dalam tegak lurus, kondisi terik dan dehidrasi," ujarnya.

Namun, operasi hari itu dihentikan karena Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan suhu di kawah mengalami peningkatan dan membahayakan tim penyelamat.

"Kami akhirnya memutuskan turun dan istirahat untuk mengatur rencana evakuasi survivor besok pagi," kata Endro.

Selanjutnya... Bertaruh Nyawa di Kawah Merapi...

Jatuh di Kawah Merapi, Jasad Erri Dimakamkan Malam Ini
Pendaki Merapi

Pesan Terakhir Erri Sebelum Jatuh di Kawah Gunung Merapi

Jasad pendaki Universitas Atma Jaya Yogyakarta itu dikebumikan.

img_title
VIVA.co.id
20 Mei 2015