Ini Bahaya Beras Plastik

Beras plastik/Ilustrasi.
Sumber :
  • Malaysia Chronicle

VIVA.co.id - Beras palsu dari plastik yang ditemukan di Bekasi memang positif mengandung bahan pembuat plastik yaitu Benzyl Butyl Phthalate (BBT), Bis 2-ethylhexyl Phthalate (DEHP) dan Diisononyl Phthalate (DNIP).

Usut Beras Organik Palsu, Polda Metro Gandeng BPOM

Namun, masyarakat tentu masih menunggu hasil penelitian resmi dari lembaga pemerintah (BPOM/Badan Pengawas Obat dan Makanan).

Praktisi Kesehatan sekaligus pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Ari Fahrial Syam, MD.PhD,FACP mengatakan, beras palsu sintetis sangat berbahaya bagi tubuh manusia. Sistem pencernaan manusia bahkan tidak akan sanggup mencerna makanan yang mengandung plastik.
 
"Secara akut bisa saja terjadi gangguan langsung pada sistem pencernaan. Makanan yang mengandung plastik akan butuh lama berada di dalam lambung kita sehingga menimbulkan rasa begah, penuh, dan cepat kenyang," ujar Ari dalam keterangannya yang diterima VIVA.co.id, Jumat 22 Mei 2015. 

Gangguan yang terjadi selanjutnya adalah mual hingga muntah. Komponen dari plastik itu juga potensial mengiritasi sistem pencernaan. Proses pembuangan dari makanan yang mengandung plastik juga bisa bermasalah, seperti diare atau malah susah buang air besar.

Hasil penelitian yang dilakukan Sucofindo menemukan adanya unsur phthalat dalam kompenen beras palsu dari Bekasi. Phthalat bisa diserap usus, masuk ke dalam darah dan sampai di hati.

Meski sebagian zat tersebut bisa dikeluarkan melalui air kencing, namun zat ini juga akan merusak liver dan mengakibatkan sistem pencernaan terganggu.

"Pada penelitian binatang, paparan phthalat pada liver akan menyebabkan berkembangnya kanker liver di kemudian hari."

Phthalat juga dapat masuk ke sistem reproduksi yang menyebabkan kemandulan terutama pada pria. Peneliti Jepang beberapa tahun lalu melakukan penelitian pada tikus dengan menggunakan Phthalate pada dosis tertentu.

Muncul Beras Organik Palsu, Polda & BPOM Perketat Pengawasan

Hasil penelitian menunjukkan zat tersebut merusak sistem reproduksi pada laki laki. Ini karena tubuh salah mengenali zat itu sebagai hormon.

Sementara itu, pada perempuan, Phthalate akan mengganggu sistem reproduksi dengan menimbulkan permasalahan pada menstruasi perempuan di usia produktif. 

"Bahkan pada satu penelitian pada manusia dimana ditemukan kadar yang tinggi zat ini pada urine ibu yang baru melahirkan ternyata pada bayinya ditemukan skrotum dan penis yang kecil," ucap Ari.

Ini membuktikan jika Phthalate bisa menembus plasenta dan membahayakan janin jika dikonsumsi berlebihan pada ibu hamil. Selain itu, kata Ari, zat tersebut juga bisa ditemukan pada air susu ibu sehingga berbahaya juga untuk ibu menyusui.

"Dengan melihat dampak akut dan kronis akibat penggunaan zat berbahaya dalam beras palsu, memang sudah sepatutnya pemerintah melakukan penyelidikan intensif dan mengambil tindakan tegas." 

Mengingat beras adalah makanan pokok, maka tak ada salahnya bila masyarakat harus jeli dalam memilih beras yang akan dikonsumsi. Pedagang juga wajib memastikan orisinalitas beras yang akan dijualnya. 

Untuk mengurangi bahaya zat pembuat kabel dan pipa yang dicampur dalam beras palsu, Ari mengingatkan agar masyarakat menambah dosis konsumsi sayur dan buah.

"Konsumsi sayur dan buah-buahan yang banyak mengandung vitamin, mineral dan anti oksidan serta banyak mengosumsi air sesuai dengan yang dianjurkan adalah hal-hal yang bisa kita kerjakan agar kita bisa mengurangi efek samping dari paparan zat yang berbahaya ini." (ase)

 

Beras bermerek palsu

Beras Organik Palsu Masih Dijual di Supermarket

Sebelumnya, Polda Metro Jaya menyita 50 ton beras merek Riso.

img_title
VIVA.co.id
28 Juni 2015