Sumber :
- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVA.co.id
- Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, menilai pihak PT Indo Perkasa Usahatama (IPU) sedang tertekan dalam proses persidangan sengketa lahan Pekan Raya Promosi Pembangunan (PRPP) Jawa Tengah.
Hal itu didasarkan atas ketidakhadiran lima orang saksi yang dihadirkan Gubernur Jateng selaku tergugat I di pengadilan negeri (PN) Semarang, Kamis 21 Mei 2015 lalu. Muncul dugaan, lima orang itu sengaja ditekan pihak tertentu agar tidak memberikan kesaksian.
Ganjar justru menilai pihak PT IPU yang saat ini tertekan oleh para pembeli lahan di kawasan PRPP. "Karena mereka bingung banyak yang komplain ke mereka (PT IPU), karena janji pas beli tanah langsung dapat hak milik," jelas Ganjar di Semarang, Senin 1 Juni 2015.
Tekanan yang dialami PT IPU itu, lanjut Ganjar, kemudian memunculkan kepanikan dan mencoba membentuk opini publik yang menguntungkan IPU melalui berita dan advertorial yang sengaja dimunculkan di beberapa media cetak. "Advertorial itu kan bukan news, ya pasti langkah politis," lanjut politisi PDI Perjuangan itu.
Sidang sengketa lahan PRPP sendiri, PT IPU dikawal langsung oleh Pakar Hukum Tata Negara yang juga mantan Menteri Hukum dan HAM, Yusril Ihza Mahendra. Dalam perjalanannya, Yusril menggugat Gubernur Ganjar senilai Rp1,6 triliun terkait sengketa lahan yang telah berlangsung lebih dari 20 tahun tersebut.
Baca Juga :
Pilkada DKI, Yusril Pasrah
"Batalnya lima saksi itu ada dugaaan gelagat tak sehat. Kami akan menelusuri kebenarannya, apa sebenarnya yang terjadi," jelas dia.
Menurutnya, para saksi yang dihadirkan dalam sengketa tanah PRPP ini tidak perlu takut memberikan keterangan. Ia menilai hal itu sebagai bentuk perjuangan mempertahankan aset tanah milik negara. Keterangan saksi itu penting untuk melawan pihak yang mau mencaplok tanah Negara.
"Jika memang ada pihak-pihak yang menekan, jangan segan saja para saksi berani mengungkapnya ke hadapan publik. Jangan takut karena bukti-bukti yang kita miliki lengkap dan kuat " ujar Ketua DPW PPP Jateng itu. (ren)
Halaman Selanjutnya
"Batalnya lima saksi itu ada dugaaan gelagat tak sehat. Kami akan menelusuri kebenarannya, apa sebenarnya yang terjadi," jelas dia.