Risma: Miris Jika Lihat Anak 3 SD Jadi Pecandu Narkoba

Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Mohammad Zumrotul Abidin

VIVA.co.id - Hari antinarkoba internasional 2015 menjadi momentum Pemerintah Kota Surabaya untuk perang dengan narkoba.

Mantan Panglima TNI: Gawat Kalau Klaim Haris Azhar Benar

Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini, yakin kurikulum pendidikan antinarkoba yang akan diterapkan tahun depan mampu mencegah meningkatnya penggunaan narkoba di kalangan pelajar.

"Saya miris jika melihat anak kelas 3 SD sudah menjadi pecandu. Maka dari itu, melalui pendidikan antinarkoba, pencegahan pengaruh narkoba bisa lebih efektif," kata Risma usai peluncuran kurikulum antinarkoba di JX International Surabaya, Selasa 9 juni 2015.

Alasan Risma mendesain program kurikulum antinarkoba yang bekerjasama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) kota Surabaya, Provinsi dan BNN pusat ini adalah sebagai bentuk keprihatinannya pada peredaran narkoba di Surabaya. Bahkan, peredaran sudah masuk di kampus dan sekolah.

"Ini sudah bahaya. Jika dibiarkan, anak-anak kita sebagai generasi bangsa akan rusak," kata Risma.

Di tempat yang sama, Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya, M. Ikhsan, mengatakan modul kurikulum anti narkoba tersebut saat ini sudah di-review oleh Musayawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), untuk kemudian diterapkan tahun depan.

"Tahun depan insya Allah sudah mulai ditetapkan, saat ini kami masih siapkan pelatihan untuk guru SMP, SMU dan SMK," kata Ikhsan.

Dalam kurikulum tersebut, pemahaman bahaya narkoba akan disesuaikan secara tematik menyesuaikan mata pelajaran.

"Ilustrasi bahaya narkoba disisipkan di semua mata pelajaran seperti Matematika, Bahasa Indonesia, dan Ilmu Pengetahuan Alam," ujar Ikhsan.

Dia berharap, kurikulum antinarkoba dapat efektif menanamkan pemahaman bahaya narkoba bagi pelajar. Karena, bandar-bandar narkoba saat ini tengah menyasar kalangan pelajar sebagai konsumennya.

Dari data yang dikumpulkan BNN Surabaya, saat ini ada 400 pecandu. Usia termuda 12 tahun, dan mayoritas peredaran narkoba menyasar anak usia SMP. Untuk usia SD, masih dalam tingkat coba-coba. BNN Surabaya berupaya pengedar agar tidak sampai masuk ke kawasan pemukiman atau kampung.

"Saat ini ada 10 kampung yang harus diwaspadai. Dari jumlah itu, ada tiga kampung yang terus diamati. Karena di situ banyak pengguna," kata Ketua BNN Kota Surabaya, AKBP Suparti. (ase)

Pertemuan pihak KontraS dan Mabes Polri

Haris Azhar Tolak Bergabung di Tim Investigasi Testimoni

Tim tersebut adalah bentukan Polri.

img_title
VIVA.co.id
10 Agustus 2016