Kesaksian Pengasuh: Engeline Dipukuli Karena Anjing dan Ayam

Seorang siswa SD menyampaikan karangan bunga untuk Angeline
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Maulana Surya

VIVA.co.id - Francy A Maringka, mantan pengasuh Engeline mulai bersuara tentang apa yang ia lihat dan saksikan selama bekerja pada orang tua angkat Engeline, Margreit.

Francy mengatakan, selama ia bekerja di rumah Margreit di Jalan Sedap Malam, Denpasar, Bali. Kekerasan bukan sebuah peristiwa yang langka dilihatnya sehari-hari.

Karena, hampir setiap hari, ada saja perlakuan kasar dan tindak kekerasan yang dilayangkan Margreit kepada bocah berusia delapan tahun itu.

Tangan bukan lagi barang baru dalam setiap tindak kekerasan itu, lebih kejam dari itu, bilah-bilah bambu pun pernah melayang ke tubuh Engeline.

"Ia dipukuli sampai bilah bambu itu pecah," kata Francy, Rabu 17 Juni 2015.

Pria yang mulai bekerja di rumah Margreit terhitung sejak Desember 2014 itu, terpaksa meninggal pekerjaannya dan memilih pulang ke kampung halamannya pada Maret

2015 karena tak tahan lagi menyaksikan kekerasan-kekerasan yang diterima Engeline.

Bahkan, Francy mengatakan, dirinya sempat ingin membawa pergi Engeline dari rumah itu dengan tujuan agar gadis kecil itu terbebas dari penderitaan.

"Hidup damai tanpa melihat kekerasan, saya sempat ingin membawa Engeline pergi," katanya.

Selanjutnya... Engeline Dipukuli karena Anjing dan Ayam...



Engeline Dipukuli karena Anjing dan Ayam

Banyak hal yang diceritakan pemuda tanggung itu saat diwawancarai wartawan di kampung halamannya di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur.

Francy mengibaratkan Engeline bagai hidup di sebuah neraka dunia. Bagaimana tidak, Margreit lebih menyayangi hewan peliharaannya dari pada anak angkatnya itu.

Dengan jari jemari kecilnya, Engline dipaksa untuk terus bekerja menjaga ayam dan anjing yang ada di rumah itu.

"Tugas Engeline memberi makan anjing dan ayam," kata Francy.

Sebagai seorang siswi kelas II di Sekolah Dasar, Engeline nyaris tak memiliki waktu untuk beristirahat apalagi bermain.

Pembunuhan Engeline, Agus Tay Dituntut 12 Tahun Penjara

Usai pulang sekolah, ia harus bergelut dengan makanan dan kotoran hewan-hewan itu. Karena jika ia lupa memberi makan, maka sebilah bambu sudah tentu mendarat di kulit tubuhnya.

"Kejadiannya (pemukulan) paling sering terjadi jika dia telah atau lupa kasih makan ayam dan anjing," ujar Francy.

Bahkan, kata Francy, Engeline pernah dipukuli secara membabi buta oleh Margreit saat seekor anak ayam hilang.

Selanjutnya... Engeline Jarang Diberi Makan...




Engeline Jarang Diberi Makan

Kian hari tubuh Engeline semakin kurus, tak jarang ia menangis di belakang rumah karena tak tahan menahan rasa sakit akibat dipukul.

Penderitaan Engeline tak hanya sampai di situ, menurut Francy, selain sering dipukuli, Margreit juga jarang memberi Engeline makan. Perlakuan itu juga dialami Francy.

Jika pun Margreit sedang berbaik hati, ia memberikan makanan yang sudah basi atau yang sudah kadaluar kepada Engeline dan Francy.

"Siapa yang tahan dengan perlakuan seperti itu, kasihan Engeline," kata Francy.

Kini Engeline sudah pergi untuk selamanya meninggalkan penderitaan yang seharusnya tidak pantas diterimanya semasa hidupnya.

Engeline menghembuskan nafas terakhir di dalam lubang di dekat kandang ayam di belakang rumah Margreit. Ia tewas di tangan pria bernama Agus yang memperkosa dan menguburnya hidup-hidup.

"Semoga Engeline bahagia di alam sana," ucap Francy.

Hari ini, Kamis 18 Juni 2015, Francy direncanakan akan bertolak ke Polda Bali untuk memberikan kesaksian apa yang ia lihat dan alami selama berada di rumah Margreit.

Asho Andi Marmin - Samarinda

Engeline, bocah SD yang tewas terbunuh di Bali

Pembunuh Engeline Dituntut 12 Tahun Penjara

Agus Tay salah satu pelaku pembunuhan.

img_title
VIVA.co.id
2 Februari 2016