Tragedi Hercules, Nenek Ini Kehilangan 3 Anggota Keluarga

Suyati 65 tahun, menunjukkan foto keluarganya yang tewas
Sumber :
  • VIVA.co.id/Adib Ahsani
VIVA.co.id
Pesawat T-50 Golden Eagle Jatuh, DPR Minta Investigasi
- Suyati 65 tahun warga Desa Sumberejo Kecamatan Maospati Magetan Jawa Timur, tidak bisa menyembunyikan kesedihannya. Bagaimana tidak, ia harus merelakan tiga anggota keluarganya meninggal sekaligus, bersama jatuhnya pesawat Hercules C-130 di Medan, Sumatera Utara, Selasa 30 Juni 2015.

TNI AU: Pesawat T-50i Laik Terbang

Ketiga anggota keluarganya yakni, Supiah (44 tahun, menantu), Sanda Berliana Auriantari (14 tahun, cucu) dan Sufiah Mirawati (18 tahun, keponakan Supiah).
TNI AU: Awak Pesawat T-50 Tewas


“Hari Kamis (25/6/2015), Supiah pamit, mau ke Pontianak mengantar Mira (sapaan Sufiah Mirawati) karena orang tuanya Mira tinggal di Pontianak. Dia pergi sama anaknya Sanda dan Mira. Katanya mau naik pesawat Hercules dari Malang,” tutur Suyati di kediamannya di Desa Sumberejo Kecamatan Masopati Kabupaten Magetan, Kamis 2 Juli 2015.


Sehari sebelum berangkat, Sanda yang saat ini sudah naik kelas 3 SMP, sempat meminta uang kepada Suyati. “Sanda menanyakan soal kapan panen padi, karena dia mau minta uang Rp2,5 juta untuk les selama kelas 3 SMP nanti. Katanya biar pintar,” kenang Suyati yang bercucuran air mata.


Sebetulnya, kakak Sanda yang bernama Perdana Pralita Iriantari, juga sempat diajak oleh ibunda Supiah. “Tetapi dia menolak, dengan alasan pernah pergi ke Pontianak. Maka jadilah yang ikut hanya Sanda,” tambah Suyati.


Setelah sampai di Jakarta, lanjut Suyati, menantunya harus menunggu beberapa hari, karena pesawat Hercules yang ditumpanginya berangkat hari Senin 29 Juli 2015.


Saat itu, Sanda sempat mengajak ibunya pulang ke Magetan. Tetapi karena sudah tidak ada tiket kereta api, mereka kembali lagi ke Lanud Halim,” tutur Suyati didampingi Karmun suaminya.


Beberapa hari di Jakarta, Supiah juga menunjukkan kebiasaan tak wajar. “Mbak Piah (sebutan Supiah) menelepon setiap nomor orang Sumberejo yang ada di dalam kontak teleponnya. Itu tidak dilakukan sebelum-sebelumnya,” ujar Sumini, tetangga Suyati.


Sumini menambahkan, saat berbincang dengan di telepon, Supiah tidak menunjukkan nada sedih. “Dia banyak bercanda di ujung telepon dengan nada ceria,” tambah Sumini.


Namun, sikap Supiah itu berbeda jauh dengan seminggu sebelum keberangkatannya ke Malang untuk naik Hercules. “Seminggu sebelumnya, wajahnya terlihat sedih, penampilannya terlihat acak-acakan. Tidak tahu mengapa begitu.” tambah Sumini yang sedang bertakziyah di rumah Suyati.


Saat ini, Suyati hanya bisa menunggu kedatangan jenazah, menantu, cucu dan keponakan menantunya. “Kami ingin dimakamkan di desa ini, berdampingan dengan makam anak saya,” pinta Suyati.


Suyati dan Karmun mempunyai anak semata wayang yang bernama Kusno. “Kusno dulu juga TNI AU, tetapi sudah meninggal 9 tahun lalu karena sakit,” tutur Suyati.


Diketahui, tiga warga sipil yang meninggal ini, Supiah, Sanda dan Mira, tidak ada dalam manifest pesawat Hercules. Justru nama Kusno yang muncul.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya