Jarak Antara Bandara Ternate dengan Gunung Gamalama Dekat

BNPB: Gunung Gamalama Meletus, Asap Setinggi Seribu Meter
Sumber :
  • Firdaus Amar/Ternate
VIVA.co.id - Bandara Sultan Babullah di Kota Ternate, Maluku Utara, ditutup akibat Gunung Gamalama meletus pada Kamis pagi waktu setempat, 16 Juli 2015. Penutupan bandara, karena abu letusan gunung membahayakan bagi penerbangan.
Dukono Erupsi, Penutupan Bandara Gamarmalamo Diperpanjang

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kementerian Perhubungan, JA Barata, mengatakan bahwa kondisi terkini ketinggian abu vulkanik sudah mencapai 2.700 meter. Secara otomatis, bandara harus ditutup untuk mengantisipasi dan keamanan seluruh calon penumpang.
Menhub: Bandara Kulonprogo Beroperasi 2019

“Harus ditutup, karena jarak antara Bandara dengan Gunung cukup dekat," kata Barata melalui telekonferensi di Bandara Kualanamu, Medan, Sumatera Utara, dengan petugas di Posko Tingkat Nasional Angkutan Lebaran Terpadu di kantor Kementerian Perhubungan di Jakarta.
Erupsi Gamalama Mereda, Bandara di Ternate Mulai Beroperasi

Barata menjelaskan, letusan dan polusi abu vulkanik sangat berpotensi mengganggu penerbangan. Karena itu terpaksa dilakukan pembatalan atau penundaan penerbangan sampai keadaan dinyatakan stabil kembali.

"Kami akan terus mengamati perkembangan setiap beberapa jam namun untuk data penerbangan yang batal sampai saat ini belum kami terima," katanya.

Diberitakan sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan bahwa Gunung Gamalama meletus pada pukul 09:58 WIT, Kamis, 16 Juli 2015. Asap letusan gunung api itu terpantau setinggi seribu meter di atas puncak.



Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan bahwa asap letusan terlihat berwarna putih-kelabu. Angin bertiup lemah cenderung ke arah utara. 

BNPB memperingatkan agar tak ada aktivitas warga di radius 1,5 kilometer dari puncak Gunung Gamalama. “Di luar radius tersebut, masyarakat agar terap tenang, lakukan aktivitas seperti biasa,” kata Sutopo melalui siaran pers yang diterima VIVA.co.id pada Kamis, 16 Juli 2015.

Dia mengingatkan bahwa BNPB telah berkoordinasi dengan lembaga terkait, seperti Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Pemerintah Daerah, sejak gunung itu mengalami peningkatan aktivitas gempa tektonik pada 26 Juni 2015. Seluruh petugas pada masing-masing instansi tetap siaga jika terjadi kemungkinan terburuk.

“Saat ini aktivitas vulkanik menunjukkan kecenderungan penurunan. Letusan yang terjadi cenderung bersifat freatik diindikasikan dengan warna asap yang berwarna putih-kelabu,” Sutopo menambahkan. (asp)
Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya