Sumber :
- VIVA.co.id/Banjir Ambarita (Papua)
VIVA.co.id
- Terkait kekacauan yang terjadi pada pelaksanaan Shalat Idul Fitri 1436 Hijriah di Kabupaten Tolikara, Papua Jumat, 17 Juli 2015, sekitar pukul 07.00 WIB lalu, Komisi Nasional Hak Asasi Manusia(Komnas HAM) mengatakan bahwa pihaknya telah mendapatkan informasi tersebut dari rekannya yang berada di daerah Papua. Komnas HAM, melalui salah seorang Komisionernya, Natalius Pigai, menjelaskan, bahwa pihaknya telah mendapatkan bagaimana sebenarnya peristiwa nahas itu terjadi.
"Terkait kejadian di Tolikara, kami telah mendapatkan infromasi dari mitra kami di daerah (Papua). Yang jelas, dari awal kita sudah menyampaikan soal peristiwa hasil penelusuran kami," ujarnya saat dihubungi
VIVA.co.id
, Minggu 19 Juli 2015.
Lebih lanjut, satu-satunya anggota Komnas HAM periode 2012-2017 yang berasal dari Papua itu menerangkan bahwa Komnas HAM belum mengetahui apakah kasus pembakaran mushola di Tolikora murni merupakan pembakaran terhadap Mushola atau Mushola terbakar karena rembetan api dari kios yang di bakar. Untuk mengetahui penyebabnya maka pihak Komnas HAM berjanji akan independen melihat fakta yang ada di lapangan.
"Ya, informasi awal yang kami terima juga itu. Tapi, nanti Komnas HAM akan independen melihat fakta di lapangan agar diketahui apa penyebab sebenarnya," tutup pria yang lahir di Papua tersebut.
Perlu diketahui, kekacauan terjadi pada pelaksanaan Shalat Idul Fitri 1436 Hijriah di Kabupaten Tolikara, Papua. Sebuah mushola dilempar dan dibakar sehingga membuat warga setempat menjadi ketakutan.
Peristiwa tersebut terjadi saat umat Islam tengah melaksanakan Shalat Ied di halaman Koramil 102/ JWY. Saat imam tengah mengucapkan takbir pertama, tiba- tiba beberapa orang mendekati jemaah dan berteriak.
Baca Juga :
Halaman Selanjutnya
Lebih lanjut, satu-satunya anggota Komnas HAM periode 2012-2017 yang berasal dari Papua itu menerangkan bahwa Komnas HAM belum mengetahui apakah kasus pembakaran mushola di Tolikora murni merupakan pembakaran terhadap Mushola atau Mushola terbakar karena rembetan api dari kios yang di bakar. Untuk mengetahui penyebabnya maka pihak Komnas HAM berjanji akan independen melihat fakta yang ada di lapangan.