Sumber :
- VIVA.co.id/Ahmad Rizaluddin
VIVA.co.id
- Ketua Partai Islam Damai dan Aman (Idaman) Rhoma Irama, tak ingin berspekulasi terkait isu yang menyebut penyerangan di Tolikara, Papua merupakan ulah segelintir provokator. Beberapa pihak diduga sengaja memanfaatkan situasi konflik umat beragama yang ada di Papua.
Baca Juga :
Pemerintah Diminta Tak Diskriminasi Umat Islam
Rhoma menilai, kasus itu murni insiden yang dipicu satu hal tertentu. Dia meminta agar pemerintah dan penegak hukum segera mengatasi pemicu insiden tersebut.
"Ini accident, pasti ada pemicunya. Saya enggak mau bilang itu ada provokator atau orang yang adu domba," ujarnya saat ditemui di kantor Forum Silaturahmi Ta'mir Masjid dan Mushola Indonesia (Fahmi Tamami) di kawasan Mampang, Jakarta Selatan, Senin, 20 Juli 2015.
Pria yang dijuluki Raja Dangdut ini mengatakan, Fahmi Tamami dan beberapa pihak akan menggalang dana untuk membantu para korban penyerangan. Namun, dia menegaskan tugas tersebut tetap merupakan kewajiban pemerintah.
"Bantuan dana itu tanggung jawab pemerintah. Tapi sebagai empati, Insya Allah kita akan bantu," ujarnya menambahkan.
Ia mengatakan, insiden di Tolikara belum tentu merupakan kegagalan Badan Intelijen Negara (BIN) dalam mengantisipasi penyerangan. Namun dia mengingatkan insiden ini tetap harus menjadi pelajaran berbagai lembaga negara, termasuk BIN.
"Belum tentu (BIN gagal) ya, saya rasa ini accident yang perlu jadi pelajaran bagi seluruh lembaga negara, termasuk BIN, untuk lebih intens mengamankan insiden seperti itu."
Sebelumnya, dalam kerusuhan yang terjadi di Tolikara, Papua Jumat lalu, menewaskan satu anak dan melukai 11 orang lainnya. Kerusuhan juga mengakibatkan satu musala, serta sejumlah rumah dan kios ludes dilahap api.
(mus)
Halaman Selanjutnya
Pria yang dijuluki Raja Dangdut ini mengatakan, Fahmi Tamami dan beberapa pihak akan menggalang dana untuk membantu para korban penyerangan. Namun, dia menegaskan tugas tersebut tetap merupakan kewajiban pemerintah.